Jumat, 27 Mei 2011

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA=PTK

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)



Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A ke IV/ B




Oleh :

ANIS IBRAHIM
NIP. 197102152008011002







PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD TK/SD KECAMATAN CIKIJING
SD NEGERI SUKAMUKTI I



LEMBAR PENGESAHAN



Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Bangun Ruang Dengan Menggunakan Alat Peraga
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)



Penyusun :


ANIS IBRAHIM.
NIP. 197102152008011002

                                                                                                                                                                                                       


 Mengetahui/Menyetujui :
Kepala SD Negeri Kasturi III
Kec. Cikijing  Kab. Majalengka





Drs.NANDANG HASANUDIN.
NIP.198005141982011007
Kasturi,   Agustus 2008

Koordinator Perpustakaan
SD Negeri Sukamukti I
Kec. Cikijing  Kab. Majalengka




N.KURNIASIH,S.Pd.I
NIP.



KATA PENGANTAR


Dalam melaksanakan tugas Proses Belajar Mengajar di dalam kelas tak luput dari masalah, baik yang dirasakan oleh guru maupun oleh siswa, namun Alhamdulilah dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) permasalahan itu bisa diperkecil sehingga dirasakan pembelajaran lebih enjoy, dan menghasilkan nilai ulangan yang dihapakan.
Laporan PTK yang berjudul "PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA" merupakan hasil pemecahan masalah, dan Alhamdulilah melalui Penelitian Tindakan Kelas berhasil dengan baik.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kelemahan dan kekurangan, dan itu semata-mata merupakan kelemahan penulis sendiri, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan, dan mudah-mudahan makalah ini bisa membantu rekan guru yang menemukan kesulitan yang sama.
Akhirnya mudah-mudahan makalah ini banyak manfaatnya bagi dunia pendidikan pada umumnya.Amiin.


Kasturi,   januari 2011

Penulis


DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN                                                                                                                              i
KATA PENGANTAR                 ii
DAFTAR ISI                              iii
DAFTAR TABEL                       v
BAB I                       PENDAHULUAN
                                A.      Latar Belakang ……………………………………..1
                                B.      Perumusan Masalah…………………………………. 2
                                C.      Tujuan Penelitian ……………………………………..2
                                D.      Manfaat Penelitian 2
BAB II                      LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESA
                                A.      Landasan Teoritis 4
                                         1.      Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………….. 4
                                         2.      Pengertian Matematika ……………………….6
                                         3.      Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. 7
                                         4.      Pengertian dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran…………………………………...9
                                         5.      Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika…………………………………….11
                                B.      Hipotesis ……………………………………………...14
BAB III                     METODOLOGI
                                A.      Seting Penelitian ……………………………………15
                                         1.      Waktu Penelitian………………………………15
                                         2.      Tempat Penelitian…………………………….15
                                         3.      Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu…15
                                B.      Subjek Penelitian…………………………………… 15
                                C.      Sumber Data ………………………………………...15
                                D.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………… 16
                                         1.      Teknik Pengumpulan Data…………………..16
                                         2.      Alat Pengumpulan Data………………………16
                                E.      Teknik Analisis Data…………………………………16
                                F.      Indikator Kinerja……………………………………..17
                                G.     Prosedur Penelitian…………………………………18
BAB IV                    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                                A.      Deskripsi Kondisi Awal ……………………………...22
                                B.      Deskripsi Hasil Siklus I ……………………………..23
                                C.      Deskripsi Hasil Siklus II …………………………….28
                                D.      Kesimpulan Hasil Penelitian……………………….. 32
BAB V                     KESIMPULAN DAN SARAN
                                A.      Kesimpulan 33…………………………………………..
                                B.      Saran ………………………………………………….33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR TABEL


Tabel 4.1          Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian ………………22
Tabel 4.2          Proses Pembelajaran Siklus I ………………………………..24
Tabel 4.3          Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I……………25
Tabel 4.4          Lembar Observasi Merancang Pembelajaran ………………26
Tabel 4.5          Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran…………………..27
Tabel 4.6          Refleksi Pembelajaran …………………………………………28
Tabel 4.7          Proses Pembelajaran Siklus 2…………………………………28
Tabel 4.8          Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus 2……………30
Tabel 4.9          Lembar Observasi Merancang Pembelajaran………………..31
Tabel 4.10        Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran…………………..32


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Mata pelajaran matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1004: 113) yang menyatakan bahwa, dalam pembelajaran matematika antara konsep satu dengan konsep yang lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rmus rumus yang digunakan.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dengan cepat dipahami oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
Sebagai mata pelajaran yang memiliki objek yang abstrak, tentu saja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar atau proses pembelajaran perlu menyiasati upaya agar mudah dipahami oleh siswa, termasuk didalamnya upaya menjembatani pemahaman siswa memalui media pembelajaran atau alat bantu lain yang dibisa menghantarkan siswa kearah pemahaman yang baik, hal ini sesuai dengan pendapat Piaget (Muhibinsyah,1997) yang menyatakan bahwa setiap anak mengalami empat tahap perkembangan intelektual yaitu 1) tahap sensorik motor, 2) tahap pra operasional, 3} tahap operasional konkrit, dan 4) tahap operasional formal.
Kenyataan dilapangan, keberhasilan siswa dalam memperoleh nilai matematika sangat minim pada konsep bangun ruang yaitu rata-rata hanya memperoleh 5,28 hal ini disebabkan guru dalam pembelajaran matematika tidak menggunakan alat peraga atau faktor pendukung lainnya, padahal dalam matematika banyak dipelajari hal-hal yang bersifat abstrak, sementara siswa sekolah dasar masih berpikir konkrit. Berlatar belakang hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul "Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Bangun Ruang Dengan Menggunakan Alat Peraga"

B.      Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah ternyata siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran Matematika tentang bangun ruang dan guru kesulitan dalam menentukan alat bantu pembelajaran.
Untuk memudahkan dalam pelaksaan penelitian, rumusan masalah diperinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a.   Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang bangun ruang ?
b.   Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang bangun ruang ?
c.   Bagaimanakah kemampuan siswa dalam bangun ruang ?

C.      Tujuan Penelitian
a)   Ingin meningkatkan (mengoptimalkan) rencana pembelajaran Matematika tentang konsep bangun ruang ?
b)   di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I.
c)   Ingin meningkatkan proses berlangsungnya pembelajaran Matematika dalam bangun ruang di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I.
d)   Ingin mengetahui kemampuan siswa di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I dalam konsep bangun ruang ?

D.      Manfaat Penelitian
a)   Bagi Siswa
l.    Dapat meningkatkan penguasaan konsep yang dipelajari
2.   Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari matematika
3.   Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran matematika.
b)   Bagi Guru
l.    Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
2.   Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang konsep bangun ruang dengan menggunakan alat bantu.


BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESA


A.      Landasan Teoritis
1.   Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Menurut Piaget (Muhibinsyah, 1997 : 66) setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut :
1.   Tahap sensori motor (0 - 2 tahun)
2.   Tahap Pra operasional (2 - 7 tahun)
3.   Tahap operasional konkrit (7 - 11 tahun)
4.   Tahap operasional formal (11 tahun ke atas)

a.   Tingkat Sensori Motor
Tingkat sensori motor menempati dua tahun pertama kehidupan. Selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sensori) dan tindakan-tindakannya (motor). Selama periode ini bayi tidak mempunyai konsepsi "Object permanence". Bila suatu benda disembunyikan, ia gagal untuk menemukannya. Sambil pengalamannya bertambah, sampai mendekati akhir periode ini, bayi itu menyadari bahwa benda yang disembunyikannya itu masih ada, dan ia mulai mencarinya, sesudah dilihatnya benda itu disembunyikan. Konsep-konsep yang tidak ada pada waktu lahir, seperti konsep-konsep ruang, waktu, kualitas, berkembang dan terinkorporasi ke dalam pola-pola perilaku anak.
b.   Tingkat Pra Operasional
Tingkat ini ialah antara umur 2 hingga 7 tahun. Periode ini disebut pra operasional, karena pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental, seperti yang telah dikemukakan terlebih dahulu, yaitu menambah, mengurangi dan lain-lain.
Tingkat pra operasional terdiri atas dua sub-tingkat pertama antara 2-4 tahun yang disebut sub-tingkat prologis (masa pendahuluan), sub­tingkat kedua ialah antara 4 hingga 7 tahun yang disebut tingkat berpikir intuitif. Pada sub-tingkat pra logis penalaran anak adalah transduktif. Kita mengetahui bahwa deduksi ialah menalar dari umum ke khusus. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa semua anak baik. Jika kita melihat seorang anak, maka kita mendeduksi bahwa anak itu baik. Kembalikan dari deduksi ialah induksi, yaitu mengambil generalisasi dari hal-hal yang khusus. Sebagai contoh, jika kita bertemu dengan beberapa orang anak yang baik, maka kita simpulkan bahwa semua anak itu baik. Bagaimana dengan penalaran anak pada tingkat pra-logis? Menurut Piaget, penalaran si anak bukan deduksi dan bukan pula induksi. Mereka bergerak dari khusus ke khusus, tanpa menyentuh pada yang umum. Anak itu melihat suatu hubungan hal-hal tertentu sebenarnya tidak ada. Piaget menyebut ini penalaran transduktif.
c.   Tingkat Operasional Konkrit
Periode operasional konkrit adalah antara umur 7 - 11 tahun. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti, anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diserapkannya pada masalah­masalah konkrit. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode operasional konkrit memilih pengambilan keputusan logis, dan bukan keputusan perceptual seperti anak pra operasional. Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi-proposisi verbal.
Anak dalam periode ini dapat menyusun satu seri objek dalam urutan, misalnya mainan dari kayu atau lidi, sesuai dengan ukuran benda-­benda itu. Piaget menyebut operasi ini serasi. Tetapi anak hanya akan dapat melakukan ini selama masalahnya konkrit. Baru pada tingkat adolesensi masalah semacam ini dapat diterapkan secara mental dengan menggunakan proposisi verbal.
d.   Tingkat Operasional Formal
Pada umur kira-kira 1l tahun, timbul periode baru. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks.
Kemajuan utama pada anak selama periode ini adalah bahwa ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkrit, ia mampu mempunyai kemampuan untuk berpikir.

2.   Pengertian Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematics. Namun arti atau definisi, yang tepat dari matematik tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat, karena cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya.
James dan James (Muhtar A.Karim, 1987 : 45) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa "matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri". Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis, dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik.
Perlu diketahui bahwa, baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan umum lainnya. Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif, sedangkan pada ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Sementara dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, yang kemudian generalisasi yang benar untuk semua keadaan tadi harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.




3.   Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Semua teori belajar yang telah diuraikan di muka adalah teori belajar yang dijadikan landasan proses belajar mengajar matematika. Pada bagian ini akan disinggung bagaimana teori belajar yang dikemukakan ahli pendidikan khususnya dalam bidang geometri.
Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele (Ruseffendi, 1987 : 34 ), yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental siswa dalam geometri. Van Hiele adalah seorang guru berkebangsaan Belanda yang mengadakan penelitian dalam pengajaran geometri. Hasil penelitiannya itu, yang dirumuskan dalam desertasinya, diperoleh dari kegiatan tanya jawab dan pengamatan.
Menurut Van Hiele, tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa kepada tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar siswa dalam belajar geometri, yaitu:
1.   Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namum belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai contoh, jika pada seorang siswa diperlihatkan sebuah kubus, ia belum mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus tersebut, ia belum menyadari bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang merupakan bujur sangkar, bahwa sisinya ada 6 buah, rusuknya ada 12 dan lain-lain.
2.   Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu. Misalnya saat ia mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat dua pasang sisi yang berhadapan dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Dalam tahap ini siswa belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya, siswa belum mengetahui bahwa bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa bujur sangkar adalah belah ketupat dan sebagainya.
3.   Tahap pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mulai mampu melakukan penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu diketahui adalah, siswa pada tahap ini sudah mulai mampu mengurutkan. Misalnya, la sudah mengenali bahwa bujur sangkar adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat adalah layang-layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang, siswa siswa sudah memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk bujur sangkar. Pola berpikir siswa pada tahap ini masih belum mampu menerangkan mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjang. Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua segi tiga yang kongruen.
4.   Tahap Deduksi
Dalam tahap ini siswa sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan disamping unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya, siswa sudah mulai memahami perlunya aksioma, asumsi, definisi, teorema, bukti dan dalil. Selain itu, pada ini siswa sudah mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian.
Postulat dalam pembuktian segitiga yang sama dan sebangun, seperti sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut, dapat dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara pembuktian dua segitiga yang sama dan sebangun (kongruen).
5.   Tahap Akurasi
Dalam tahap ini siswa sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketetapan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya, la mengetahui penting aksioma-aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh karena itu tidak mengherankan jika tidak semua siswa, meskipun sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai pada tahap berpikir ini.

4.   Pengertian dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
a.   Pengertian Media Pembelajaran
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar dan melihat beberapa kegiatan dengan menggunakan berbagai media sesuai dengan keperluan, misalnya dalam dunia bisnis, banyak perusahaan yang menginginkan produknya dapat dibeli khalayak umum maka banyak digunakan sarana-sarana seperti televisi, radio, surat kabar, brosur­brosur, poster dan sebagainya. Sarana-sarana tersebut pada dasarnya adalah media atau perantara agar informasi pesan-pesan mengenai produknya dapat diserap atau diterima oleh sernua lapisan masyarakat, dan akhirnya diharapkan dapat menggunakan atau membelinya.
Begitu pula dengan proses pembelajaran, setiap guru pada saat menyajikan materi pelajaran kepada siswa sering menggunakan media agar informasi atau materi pelajaran dapat dimengerti oleh siswa, dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan prilaku baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
b.   Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
1)   Secara umum manfaat dart media pembelajaran adalah untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Pemahaman akan konsep, prinsip dan prosedur secara benar, akan lebih langgeng menjadi milik siswa jika mereka mengalami proses belajar yang bermakna. Hasil belajar tersebut dapat digunakan untuk memahami dan memecahkan masalah dalam waktu dan situasi yang berbeda. Hal tersebut menggambarkan keadaan siswa yang memiliki retensi hasil belajar.
2)   Sumber belajar dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar. Program pembelajaran di sekolah sesuai dengan keadaan lingkungan.
3)   Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan lebih baik.
4)   Mendorong penerapan pendekatan pembelajaran siswa aktif. Salah satu prinsip pembelajaran adalah keterlibatan (involvement) siswa secara mental dan fisik, serta emosi. Seberapa besar keaktifan masing-masing aspek tersebut tergantung kepada jenis belajar yang disiapkan untuk siswa.
5)   Memungkinkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Nara sumber dapat mengembangkan pengetahuan dan keahliannya untuk kepentingan anak didik. Pemilik perusahaan dapat memberi kesempatan kepada para siswa mempelajari seluk beluk suatu produk.
6)   Kerja sama antar guru menumbuhkan rasa kebersamaan dengan demikian meningkatkan semangat kerja guru.
7)   Adanya sumber belajar memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan kegiatan pengayaan (enrichment) pengalaman balajarnya. Sebaliknya bagi anak yang lamban dimungkinkan untuk mempelajari bahan media dan bekerja dengan alat yang ada pada sumber belajar termasuk memperbaiki hasil belajarnya.

5.   Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda, demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda. Namun suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata dan dengan memanipulasikan benda-benda nyata sebagai perantaranya. Bahkan tidak sedikit pula orang dewasa yang umumnya sudah memahami konsep abstrak, tetapi pada situasi-situasi tertentu masih memerlukan benda-benda perantara.
Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindaknya. Untuk keperluan inilah maka diperlukan belajar melalui berbuat dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat-ingat fakta saja yang tentunya akan mudah dilupakan dan sulit untuk dapat dimiliki, seperti menurut sebuah ungkapan :
Saya mendengar maka saya lupa
Saya melihat maka saya tahu
Saya berbuat maka saya mengerti
Karena itulah maka dalam pengajaran matematika di SD masih diperlukan alat peraga. Guru matematika perlu mengetahui macam-macam alat peraga yang dapat dipakai dalam mengajarkan matematika, khususnya dalam pengajaran matematika di SD. Namun tidaklah berarti bahwa setiap konsep matematika harus diajarkan dengan menggunakan alat peraga.
Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya:
1.   Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2.   Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
3.   Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya.
4.   Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
5.   Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
Selain dari fungsi dan manfaat alat peraga seperti telah disebutkan tadi, pemakaian alat peraga dalam pengajaran matematika dapat pula dikaitkan dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa tujuan berikut ini:
1.       Pembentukan konsep
2.       Pemahaman konsep
3.       Latihan dan penguatan
4.       Melayani perbedaan individu, termasuk anak yang lemah dan anak yang berbakat
5.       Pengukuran, alat peraga dipakai sebagai alat ukur
6.       Pengamatan dan penemuan sendiri, alat peraga sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti
7.       Pemecahan masalah
8.       Mengundang berpikir
9.       Mengundang untuk berdiskusi
10.     Mengundang berpartisipasi aktif.
Perlu pula diketahui bahwa sesuatu benda real atau gambarnya atau diagramnya yang dipakai untuk membantu dalam pengajaran matematika tidak selamanya berfungsi sebagai alat peraga, tetapi mungkin saja benda atau gambar itu berfungsi sebagai alat (media) atau berfungsi sebagai alat pelajaran malahan mungkin pula tidak berfungsi atau tidak mempunyai arti apa-apa. Jadi pemakaian benda-benda real dalam pengajaran matematika haruslah hati-hati, karena ada kemungkinan pemakaian benda-benda real itu sama artinya dengan tidak memakai alat peraga jika pemakaiannya tidak relevan. Benda-benda real atau gambar atau diagram yang dipakai dalam pengajaran matematika dibedakan menjadi beberapa katagori sesuai dengan fungsinya, yaitu:
1.   Alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan., benda-benda seperti cincin, gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran dan sebagainya.
2.   Alat, yaitu alat menghitung, menggambar, mengukur dan sebagainya, seperti mistar, jangka, busur derajat, abakus, klinometer, kalkulator, komputer dan sebagainya.
3.   Alat pengajaran, yaitu alat bantu untuk memperlancar pengajaran matematika seperti kapur tulis, papan tulis, kertas, proyektor, kalkulator, komputer dan sebagainya.
4.   Alat yang tidak berfungsi atau tidak mempunyai arti apa-apa. Hal ini terjadi jika tidak mengaitkan alat tersebut dengan pengajaran matematika. Misalnya sebuah kelereng tidak akan mempunyai arti apa-apa dalam pengajaran matematika bila tidak dijadikan anggota himpunan.
Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Alat peraga yang berupa benda-benda real itu memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan benda-benda nyata itu dapat dipindah-pindahkan atau dimanipulasikan, sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku. Karenanya untuk bentuk tulisan kita buat gambarnya atau diagramnya, tetapi tetap masih memiliki kelemahan karena tidak dapat dimanipulasikan berbeda dengan benda-benda nyatanya.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam membuat alat peraga yang sederhana, di antaranya:
l.    Dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat supaya tahan lama.
2.   Diusahakan bentuk maupun warnanya menarik.
3.   Dibuat secara sederhana, mudah dikelola dan tidak rumit.
4.   Ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga seimbang dengan ukuran fisik anak.
5.   Dapat menyajikan konsep matematika (bentuk nyata, gambar, diagram).
6.   Sesuai dengan konsep, misalnya bila membuat alat peraga segi tiga berdaerah dari karton atau triplek, mungkin anak beranggapan bahwa segitiga itu bukan hanya rusuk-rusuknya saja tetapi berdaerah, jelas ini tidak sesuai dengan konsep segitiga.
7.   Peragaan itu supaya merupakan dasar untuk timbulnya konsep abstrak.
8.   Bila diharapkan siswa belajar aktif (sendiri atau kelompok) alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu seperti diraba, dipegang, dipindahkan atau dipasang dan dicopotkan.
9.   Bila memungkinkan buatlah alat peraga yang berfungsi banyak.

B.      Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah "Pemahaman siswa tentang konsep bangun ruang akan meningkat, jika pembelajaran menggunakan alat bantu".


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.      Seting Penelitian
1.   Waktu Penelitian
Penelian siklus ke 1 direncanakan pada hari Senin tanggal 9 Februari 2009 dan siklus ke 2 direncanakan pada tanggal 16 Februari 2009.

2.   Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar SD Negeri Sukamukti I Kabupaten Majalengka, yang merupakan objek Penelitian.

3.   Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan konsep bangun ruang dengan menggunakan alat bantu.

B.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 25 orang

C.      Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses Pembelajaran tentang konsep bangun ruang, dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,28 dan ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 80% siswa menjawab kesulitan.

D.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.
a.   Teknik Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:
1)   Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2)   Observasi terhadap proses pembelajaran.
3)   Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.
b.   Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

2.   Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
l.    Butir Soal tes sebanyak 10 nomor
2.   Lembar Observasi, yaitu :
1)   Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2)   Observasi terhadap proses pembelajaran.
3)   Observasi terhadap basil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

E.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penults disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :
a.   Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.
b.   Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.
c.   Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F.      Indikator Hinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya memperoleh nilai rata-rata 5,28 Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah siswa memperoleh nilai rata-rata 7,50

G.     Prosedur Penelitian
a.   Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), direncanakan dalam 2 siklus. Adapun yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran belajar siswa setelah menggunakan alat bantu. Penelitian tindakan ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif antara penelitian dan subjek yang diteliti. Tujuan yang diutamakan dalam penelitian ini adalah perbaikan, dan peningkatan pada proses belajar mengajar di kelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rapoport dan Elliot (Kanda, 2001 : 46-47), yang mengatakan bahwa : "Memberi kontribusi praktis kepada mereka yang memberikan persoalan yang membutuhkan penyelesaian segera dan untuk mencapai sasaran-sasaran pendidikan dengan kolaborasi dan kerjasama di dalam kerangka etis yang diterima", Rapoport dan Elliot (Kanda, 2001: 46) berpendapat, penelitian tindakan adalah studi dari sebuah situasi sosial dengan sasaran memperbaiki kualitas tindakan didalam situasi sosial tersebut".
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) bertujuan untuk memperbaiki dan peningkatan pelayanan profesional guru dalam proses pembelajaran, 2) bersifat reflektif inkuiri, dan 3) dilaksanakan secara kolaboratif.
b.   Langkah-langkah Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur sebagai berikut : 1) identifikasi masalah, 2) perencanaan tindakan penelitian dan 3) pelaksanaan tindakan penelitian yang meliputi 4) tahap, yaitu (a) perencanaan pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) observasi dan pencatatan pembelajaran siswa, (d) analisis dan refleksi pembelajaran.

l.    Perencanaan Tindakan Penelitian
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut : 1) membuat Rencana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas masalah yaitu penggunaan alat bantu pada pembelajaran matematika tentang konsep pengukuran bangun ruang, 2) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan yaitu alat bantu berupa kubus atau lainnya untuk setiap kelompok, 3) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran matematika tentang konsep bangun ruang menggunakan alat bantu dan 4) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Bangun Ruang Dengan Menggunakan Alat Peraga Setiap tindakan pembelajaran pada masing-masing siklus penelitian dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang terdiri dari kegiatan : 1) perencanaan pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, 3) observasi dan pencatatan/ pelaksaan pernbelajaran dan, 4) analisis serta refleksi pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi pembelajaran pada setiap pembelajaran dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tindakan berikutnya sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian semua siklus penelitian.
Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini.
a.   Pelaksanaan Pembelajaran
      Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan alat bantu dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada setiap siklus khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.
b.   Observasi Pelaksanaan Penelitian
      Peneliti berkolaborasi dengan teman sesekolah melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.
c.   Analisis dan Refleksi Pembelajaran
      Peneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan refleksi data yang terkumpul selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk melakukan tindakan penelitian.
      Dan sistimatika dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.      Deskripsi Kondisi Awal
a.   Keadaan Siswa
Dalam penelitian kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah siswa Kelas VI. Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri Cikoneng II pada semester I diperoleh data yaitu dari 25 siswa dikatagorikan pandai sebanyak 8 orang, katagori sedang sebanyak 7 orang, dan katagori kurang sebanyak 10 orang.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru jarang menggunakan media pembelajaran ketika menyampaikan pelajaran, padahal media pelajaran sebagai jembatan bagi siswa untuk memahami pelajaran tersebut
b.   Kemampuan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identifikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang aturan konsep bangun ruang. Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian
No.
Nama Siswa
Nilai
Prosentase
Ket.
1.




2.




3.




4.




5.




6.




7.




8.




9.




10.




11.




12.




13.




14.




15.




16.




17.




18.




19.




20.




21.




22.




23.




24.




25.




JUMLAH



RATA-RATA




Dari data tersebut di atas, jelas penguasaan siswa tentang konsep bangun ruang sangat rendah, yaitu hanya mendapat rata-rata nilai 5,28 dengan daya serap kurikulun 52,8%

B.      Deskripsi Hasil Siklus I
a.   Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.   Merancang Rencana Pembelajaran (rempel)
2.   Menyusun Instrumen Penelitian
Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar observasi, antara lain:
a.   Lembar observasi Rancangan Pembelajaran
b.   Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran
c.   Lembar observasi Kemampuan pada pelajaran matematika tentang Konsep bangun ruang.
b.   Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1
Tindakan penelitian siklus 1 berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :
1.   Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Proses Pembelajaran Siklus I
No
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Kegiatan Awal


• Guru mengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif dengan melontarkan kata-kata "anak-anak, sekarang kita akan belajar Matematika, tentang Bangun ruang ".
• Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompok
• Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan.
•  Siswa memperhatikan pembicaraan guru, semula banyak yang ngobrol
• Anak-anak kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai.
• Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa orang yang kurang memperhatikan guru, sehingga ketika diberi pertanyaan siswa terlihat kebingungan


2
Kegiatan Inti


•  Guru menjelaskan tentang konsep
Bangun ruang
Guru memperagakan cara pembuatan balok dan kubus dari karton.
• Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
• Guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap kelompok
•  Guru membimbing setiap kelompok
•  Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya masing-masing
• Dengan bimbingan guru,siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari
•  Siswa memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya.
•  Siswa berkelompok berdasarkan kelompoknya masing-masing
•  Siswa menerima Lembar Kerja Siswa.
•  Siswa berkumpul masing-masing kelompok
•  Setiap siswa sangat antusias melaksanakan perannya  masing-masing
•  Siswa mengerjakan lembar kerja meskipun setiap kelompok hanya didominasi oleh siswa pandai
•  Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompok lain mendengarkan untuk memberikan sanggahan
•  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran
3
Kegiatan Akhir


• Guru memberikan evaluasi sebanyak 4 nomor
• Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru


c.   Hasil Pengamatan
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Pre tes dan Pos tes Pada Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai
Prosentase
Ket
Pre tes
Pos Tes
Pre tes
Pos Tes
1.

4
6
40
60

2.

6
5
60
50

3.

4
8
40
80

4.

4
5
40
50

5.

6
6
60
60

6.

3
8
30
80

7.

4
5
40
50

8.

5
7
50
70

9.

5
6
50
60

10.

4
6
40
60

11.

4
7
40
70

12.

8
7
80
70

13.

4
10
40
100

14.

4
7
40
70

15.

8
6
80
60

16.

5
9
50
90

17.

6
7
60
70

18.

6
6
60
60

19.

6
7
60
70

20.

6
7
60
70

21.

6
10
60
100

22.

6
7
60
70

23.

6
6
60
60

24.

6
9
60
90

25.

6
7
60
70


Jumlah
132
174
1320
1740


Rata-rata
5,28
6,96
52,80
69,60








Tabel 4.4
Lembar Observasi Merancang Pembelajaran
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
l.
A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)  Mencantumkan Indikator
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1.   Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2.   Indikator terarah pada konsep bangun ruang
3.   Indikator telah mencakup ranah  kognitif, afektif dan psikomotor








2.
Materi Pembelajaran
l.  Materi pembelajaran telah sesuai dengan Tujuan
2. Materi spesifik tentang konsep bangun ruang
3. Materi pembelajaran sesuai dengan minat siswa
4. Materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa






3.
Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok






4
Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket matematika Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan




5
Evaluasi
 l.  Pre Test
2.  Pos Tes
3.  Tindak lanjut memberikan PR






Tabel 4.5
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal





























l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan tentang konsep bangun ruang menggunakan alat bantu/peraga
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama dalam pemberian soal
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1.  Melaksanakan evaluasi
2.  Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR






















Tabel 4.6
Refleksi Pembelajaran
Masalah Pembelajaran
Hipotesis Tindakan Selanjutnya
A. Kegiatan Guru
     Guru telah dapat melaksanakan prosedur pengajaran tentang konsep bangun ruang dengan menggunakan alat bantu/alat peraga, meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat perhatian dari guru.
B. Kegiatan Siswa
     Siswa secara umum tampak memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru dalam Kelompok kerja
a. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama yaitu membuat jaring-jaring kubus dan balok
b. Siswa dibimbing secara intensif secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok

C.      Deskripsi Hasil Siklus II
1.   Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus 2 kegiatan yang dilaksanakan adalah berdasarkan data hasil observasi, refleksi dan hasil belajar pada siklus 1

2.   Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Proses Pembelajaran Siklus 2
No.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Kegiatan Awal












•  Guru mengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif dengan melontarkan kata-kata "anak­ anak, sekarang kita akan belajar konsep bangun ruang".
•  Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompok
•  Siswa memperhatikan pembicaraan guru, semula banyak yang ngobrol



•  Anak-anak kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai

•  Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan
•  Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa orang yang kurang memperhatikan guru, sehingga ketika diberi siertanyaan kebingungan
2
Kegiatan Inti
•  Guru menjelaskan tentang konsep bangun ruang dan cara menggunakan alat peraga/alat bantu
•  Guru memperagakan cara penggunaan alat peraga
•  Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Guru membagikan karton untuk setiap kelompok









•  Guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap kelompok
•  Guru membimbing setiap kelompok
•  Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya masing-masing
•  Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.

•  Siswa memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya.
•  Siswa erkelompok berdasarkan kelompoknya masing-masing
•  Siswa menerima Lembar Kerja Siswa.
•  Siswa berkumpul masing-masing kelompok
•  Setiap siswa sangat antusias melaksanakan perannya masing­-masing
•  Setiap siswa sangat antusias rnelaksanakan perannya masing­-masing
•  Setiap siswa sangat antusias melaksanakan perannya masing­-masing
•  Siswa mengerjakan lembar kerja rneskipun setiap kelompok hanya didorninasi oleh siswa pandai
•  Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompok lain mendengarkan untuk memberikan sanggahan
•  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran
3
Kegiatan Akhir
•  Guru memberikan evaluasi sebanyak 4 nomor dengan soal yang berbeda
•  Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah

•  Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru




3.   Hasil Pengamatan
Beradasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Perolehan Nilai Pre tes dan Pos Test Siklus 2
No
Nama Siswa
Nilai
Prosentase
Ket
Pre tes
Pos Tes
Pre tes
Pos Tes
1.

6
7
60
70

2.

5
6
50
60

3.

8
10
80
100

4.

5
7
50
70

5.

6
8
60
80

6.

8
10
80
100

7.

5
7
50
70

8.

7
9
70
90

9.

6
8
60
80

10.

6
9
60
90

11.

7
9
70
90

12.

7
8
70
80

13.

10
10
100
100

14.

7
9
70
90

15.

6
8
60
80

16.

9
10
90
100

17.

7
7
70
70

18.

6
8
60
80

19.

6
8
60
80

20.

5
7
50
70

21.

6
7
60
70

22.

8
10
80
100

23.

5
7
50
70

24.

6
8
60
80

25.

8
10
80
100


Jumlah
165
207
1650
2070


Rata-rata
6,6
8,3
66,00
83








Tabel 4.9
Lembar Observasi Merancang Pembelajaran
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
l.
A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)  Mengacu pada Indikator
B. Tujuan Pembetajaran Khusus
1.   Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2.   Indikator terarah pada konsep bangun ruang
3.   Indikator telah mencakup ranah  kognitif, afektif dan psikomotor








2.
Materi Pembelajaran
l.  Materi pembelajaran telah sesuai dengan Tujuan
2. Materi spesifik tentang konsep bangun ruang
3. Materi pembelajaran sesuai dengan minat siswa
4. Materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa






3.
Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahami materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok






4
Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan




5
Evaluasi
 l.  Pre Test
2.  Pos Tes
3.  Tindak lanjut memberikan PR






Tabel 4.10
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal





























l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan tentang konsep bangun ruang menggunakan alat bantu/peraga
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama dalam pemberian soal
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1.  Melaksanakan evaluasi
2.  Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR




















D.      Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil observasi terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan tes baik dalam siklus ke I maupun Siklus ke II, terjadi peningkatan hasil, yaitu pada siklus ke I siswa memperoleh nilai rata-rata 6,96 dan pada siklus ke II memperoleh nilai rata-rata 8,28.Ini menunjukkan tingkat keberhasilan dalam perbaikan proses pembelajaran.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.      Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bangun ruang dengan menggunakan alat peraga/alat bantu dalam pembelajaran matematika di kelas VI SD Negeri Cikoneng II Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.   Langkah persiapan yang dilaksanakan adalah pembuatan Rencana Pelajaran (Renpel) dan pembuatan instrumen untuk menjaring data yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2.   Kegiatan Belajar Mengajar tentang konsep bangun ruang dengan menggunakan alat peraga/alat bantu, berjalan sesuai dengan rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar matematika yang semula dianggap sulit.
3.   Tingkat pemahaman siswa tentang bangun ruang setelah pembelajaran menggunakan alat peraga/alat bantu dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 6,96 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8,28.

B.      Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan kegiatan Belajar Mengajar (KBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Matematika tentang konsep pengukuran bangun ruang, ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain:
l.    Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan dalam menentukan alat bantu yang tepat untuk pembelajaran matematika
2.   Penggunaan model bangun dalam pelajaran Matematika tentang konsep bangun ruang yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang cukup tinggi.
3.   Disamping media yang tepat, juga metoda yang digunakan harus berpariasi agar siswa tidak jenuh dalam belajar.


DAFTAR PUSTAKA


Depdikbud (1992). Pembelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar. Perum Balai Pustaka.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta.
H. Udin Winata Putera, (1992). Media Pembelajaran. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Kasbolah, Esk, (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta.
Nana Sujana, (1992). Media Pembelajaran. Jakarta
Rus Effendi, (1997). I'embelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Jakarta


RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan                  :     SD
Mata Pelajaran                         :     Matematika
Pokok Bahasan                       :     Pengukuran
Sub Pokok Bahasan                :     Menerapkan Rumus Keliling, Luas, dan Volum suatu Bangun
Kelas / Semester                      :     VI / Genap
Alokasi Waktu                          :     2 Jam Pelajaran
Pertemuan                                :     Pertama

A.      Standar Kompetensi
         Dapat menggunakan konsep rumus dalam memecahkan masalah.
B.      Kompetensi Dasar
         Menggunakan rumus untuk menghitung luas daerah dan volum benda.
C.      Indikator
1.   Siswa dapat menentukan keliling suatu bangun
2.   siswa dapat menentukan luas suatu bangun
3.   Siswa menentukan keliling dan luas gabungan beberapa bangun datar
D.      Materi Pokok
1.   Pengertian Keliling dan Luas Bangun Datar
2.   Menentukan Keliling dan Luas lingkaran
E.      Kegiatan Belajar Mengajar
1.   Pendahuluan
1.1     Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini.
1.2     Memberikan motivsi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik dan menjelaskan betapa pentingnya mempelajari rumus keliling dan luas suatu bangun.
2.   Kegiatan Inti
1.1     Dengan metode ceramah di jelaskan kegunaan rumus tentang keliling dan luas.
2.2     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2.3     Dengan metode ceramah dijelaskan tahapan-tahapan menyelesaikan suatu soal yang berhubungan dengan keliling dan luas bangun datar
2.4     Memberikan soal latihan dan diselesaikan secara perorangan, dengan mengacu kepada tahapan-tahapan mulai memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan rencana dan mengecek hasil.
2.5     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
3.   Kegiatan Akhir
2.1     Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi pelajaran
2.2     Memberikan tugas berupa pekerjaan rumah
F.      Sumber dan Bahan
1.   Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 6. M. Khafid dan Suyati
G.     Penilaian
1.   Tugas Perorangan Uraian berstruktur (Erlangga Hal. 162)



Mengetahui :
Kepala SD Negeri Kasturi II




Drs.Nandang Hasanudin.
NIP.196005141982011007



LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas                       : VI
Nama Guru             :
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
l.
A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)  Mencantumkan Indikator
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1.   Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2.   Indikator terarah pada konsep bangun ruang
3.   Indikator telah mencakup ranah  kognitif, afektif dan psikomotor



2.
Materi Pembelajaran
l.  Materi pembelajaran telah sesuai dengan Tujuan
2. Materi spesifik tentang konsep bangun ruang
3. Materi pembelajaran sesuai dengan minat siswa
4. Materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa



3.
Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok



4
Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket matematika Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan




5
Evaluasi
 l.  Pre Test
2.  Pos Tes
3.  Tindak lanjut memberikan PR




Sukamukti, 9 Februari 2011
Observer,


_____________________


LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS 1
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal





























l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan tentang konsep bangun ruang menggunakan alat bantu/peraga
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama dalam pemberian soal
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1.  Melaksanakan evaluasi
2.  Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR





Kasturi, 9 Februari 2011
Observer,


_____________________


RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan                  :     SD
Mata Pelajaran                         :     Matematika
Pokok Bahasan                       :     Bangun Ruang
Sub Pokok Bahasan                :     Menerapkan Rumus Volume Bangun Ruang
Kelas / Semester                      :     VI / Genap
Alokasi Waktu                          :     2 Jam Pelajaran
Pertemuan                                :     Kedua

A.      Standar Kompetensi
         Dapat menggunakan konsep rumus dalam memecahkan masalah.
B.      Kompetensi Dasar
         Menggunakan rumus untuk menghitung luas daerah dan volum benda.
C.      Indikator­
1.   Siswa dapat menentukan pengertian volum dan luas permukaan balok
2.   Siswa dapat menentukan pengertian volum dan luas permukaan kubus
D.      Materi Pokok
1.   Volume dan Luas suatu Bangun Ruang
E.      Kegiatan Belajar Mengajar
1.   Pendahuluan
1.1     Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, kompetensi dasar dan indiktor yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini,
1.2     Memberi motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik dan menjeIaskan betapa pentingnya mempelajari luas permukaan bangun ruang.
2.   Kegiatan Inti
2.1     Dengan metode ceramah dijelasakan pengertian luas dan volum suatu balok dan kubus.
2.2     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2.3     Dengan metode ceramah dijelaskan setiap tahapan-tahapan untuk menghitung luas dan volum suatu bangun ruang.
2.4     Memberikan soal latihan yang dikerjakan dengan perorangan yang sesuai dengan tahapan-tahapan.
2.5     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan dipapan tulis
3.   Kegiatan Akhir
3.1     Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi pelajaran
3.2     Memberikan soal-soal latihan berupa pekerjaan rumah

F.      Sumber dan Bahan
1.   Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 6. M. Khafid dan Suyati
G.     Penilaian
1.   Tugas Perorangan Uraian berstruktur (Erlangga Hal. 183)



Mengetahui :
Kepala SD Negeri Sukamukti I






LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN SIKLUS 2
Kelas                       : VI
Nama Guru             :
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
l.
A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)  Mengacu pada Indikator
B. Tujuan Pembetajaran Khusus
1.   Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2.   Indikator terarah pada konsep bangun ruang
3.   Indikator telah mencakup ranah  kognitif, afektif dan psikomotor



2.
Materi Pembelajaran
l.  Materi pembelajaran telah sesuai dengan Tujuan
2. Materi spesifik tentang konsep bangun ruang
3. Materi pembelajaran sesuai dengan minat siswa
4. Materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa



3.
Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahami materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok



4
Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan



5
Evaluasi
 l.  Pre Test
2.  Pos Tes
3.  Tindak lanjut memberikan PR




Sukamukti, 16 Februari 2011
Observer,


_____________________



LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS 2
No.
Aspek yang Diamati
Hasil Observasi
Ket
Ya
Tidak
1
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal





























l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan tentang konsep bangun ruang menggunakan alat bantu/peraga
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama dalam pemberian soal
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1.  Melaksanakan evaluasi
2.  Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR





Kasturi, 16 Februari 2011
Observer,


_____________________


SOAL EVALUASI SIKLUS I

Satuan Pendidikan                  :     SD
Mata Pelajaran                         :     Matematika
Jumlah Soal                             :     2 (dua)
Alokasi Waktu                          :     30 menit

Petunjuk
1.      Tulislah Nama, NIS, Kelas dan Nomor Urut diabsen pada lembar Jawaban yang telah disediakan.
2.      Kerjakanlah Soal Sesuai dengan tahapan-tahapan: memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan rencana dan mengecek hasil.

Soal
1.      Berapakah luas jajargenjang - ABEF dan persegi pa njang ABCD di samping, jika diketahui AD =3 cm dan AB = FE = 6 cm? Samakah luas kedua bangun itu?



2.      Berapakah luas persegi panjang ABEF? Jika diketahui CD = EF = 8 cm dan AF = BE = 3 cm
Berapa pula luas jajargenjang ABCD?











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar dengan santun dalam penyampaian sopan dalam bahasa motto kami dari anda, terimakasih atas komentar dan kunjungannya

PENDIDIKAN BERBASIS ICT

Post Populer

Label

BBM LANJUTAN (5) BAHAN BELAJAR MANDIRI (4) case study (4) BBM TIK | ICT (3) PERMENDIKNAS (3) BANNER (2) ICT (2) JARDIKNAS ONLINE (2) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (2) PENGEMBANGAN DIRI (2) info beasiswa mahasiswa (2) instant global trafik (2) "Tetapkan Tujuan Hidup" (1) 10 Bisnis Penghasil Milyarder Tercepat (1) 2 (1) 7 Tips Memikat Lelaki (1) 7 Tips Memikat Wanita (1) 7 kesalahan fatal affiliate pemula (1) APRESIASI PUISI (1) ASI makanan terbaik bagi bayi (1) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL (1) BANK SOAL UASBN SD (1) BBM-program belajar BERMUTU (1) BBM|KOMPUTER+LAPTOP (1) BUKU - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) BUKU AJAR PEMAHAMAN INDIVIDU (1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) (1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Lesson study (1) CONTOH PENGEMBANGAN DIRI (1) CONTOH PERHITUNGAN PAJAK (1) DOWNLOAD - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) DOWNLOAD 31_jurus_menyempurnakan_PC.zip (1) Deskripsi Nilai (1) Download Software Gratis (1) FREE DOWNLOAD PTK BHS INDONESIA (1) Gambar Binatang Lucu (1) HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN (1) HUMAN ANATOMI (1) HopAd Builder clickbank (1) ICT LANJUTAN 2 (1) ICT LANJUTAN 3 (1) IDE PRODUK Yang Bisa DIJUAL TANPA Modal BESAR (1) IDENTIFIKASI MASYALAH (PTK) (1) ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS (1) Ilmu Komputer + Gaya Pendidikan (1) KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (1) KODE ETIK GURU INDONESIA (1) Keterampilan Memfasilitasi (1) Konsep Jurnal belajar (1) LANDASAN TEORITIS Pengertian Metode (1) LATIHAN UAS/UASBN SD (1) LEARN MORE LEARN LESS (1) LPMP dan SPMP (1) MAKALAH (1) MERAJUT ASA MERAIH MIMPI (1) Mendulang uang lewat internet (1) OLAH RAGA 7 INDONESIA: GOLF (1) PANDUAN PENYUSUNAN SILABUS (1) PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN (1) PELAYANAN KONSELING (1) PENDIDIKAN INDONESIA (1) PENDIDIKAN LANJUTAN (1) PENDIDIKAN LANJUTAN 2 (1) PENGEMBANGAN PORTAL GURU PINTAR (1) PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU (1) PIGP (1) PRO KONTRA ANNE AHIRA (1) PROPOSAL PTK | FREE DOWNLOAD (1) PTK (1) PTK IPA (1) PTK MATEMATIKA (1) Pemahaman Pembelajaran Ber-Karakter (1) Program Induksi Guru Pemula (1) RPP SILABUS (1) RPP dan Silabus SD (1) SMU - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) STANDAR KOMPETENSI GURU TIK SMK (1) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (1) STRATEGI PEMBELAJARAN (1) Sikat Virus Recycle (1) Syllabus (1) TIK | ICT (1) Teknologi Informasi dan Komunikasi bag 2 (1) Waspadai Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja (1) anne ahira (1) bank soal (1) banner berjalan (1) banner best grades (1) bannerque (1) best grades (1) biz.bisnis (1) buku elektronik (1) buku elektronik smp (1) buku elektronik smu (1) contoh study kasus PTK (1) cotoh study kasus (1) detective dominator (1) ecoBALL (1) game matematika (1) gaming computer (1) golf (1) identifikasi asyalah (1) kajian kritis_bahasa indonesia (1) kegiatan TOT (1) kisi kisi ulangan harian (1) kompetensi Guru Pasca sertifikasi (1) ktsp silabus RPP all School (1) lesson study (1) meraih impian via motivasi (1) modul_kebahasaan (1) modul_kesusastraan (1) modul_media_ pembelajaran (1) modul_metologi pembelajaran (1) modul_pembelajaran berbicara (1) modul_pembelajaran membaca (1) modul_pembelajaran menulis (1) modul_pembelajarn mendengarkan (1) modul_penilaian (1) motivasi diri (1) panduan silabus+RPP (1) pendidikan sd (1) pippa middleton (1) portopolio induksi (1) potret pendidikan (1) program LPMP JAWA BARAT (1) silabus dan RPP (1) silabus/RPP SD/MI (1) soal olimpiade (1) succespul+home+garden (1)

Tukar daftar link