Sabtu, 02 Oktober 2010

Bahan Belajar Mandiri (BBM) Lesson study


BAHAN BELAJAR MANDIRI 

Topik Lesson study
Jumlah Jam 4 jam tatap muka
(4 x 50 menit);
4 jam tugas terstruktur (4 x 60 menit);
dan 4 jam tugas mandiri (4 x 60 menit)
________________________________________
Bahan Belajar Mandiri (BBM) Lesson study sebaiknya dibahas sebelum BBM Generik Penelitian Tindakan
Kelas, karena lesson study ini dijadikan suatu pola belajar dalam mengimplementasikan program belajar BERMUTU terutama dalam membahas Penelitian Tindakan Kelas.
A. PENGANTAR
Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan sebagian besar guru di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study telah lama berkembang di Jepang, yakni sekitar abad ke-19. Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di Indonesia sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang International Cooperation Agency) melalui program IMSTEP (Indonesian Mathematics and Science Teaching Education Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya melalui Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level) pada Tahun 2006 - 2008, dan juga PELITA (Program for Enhancing Quality of Junior Secondary Enducation) pada Tahun 2009 – 2012.
Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan yang kurang memahami lesson study, mereka menganggap lesson study sebagai suatu pendekatan, metode atau model pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri, CTL, atau sejenisnya. Ada yang mengidentikkan lesson study dengan PTK. Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan mengajar seperti microteaching. Untuk dapat memahami dengan tepat apa itu lesson study, maka dalam BBM ini guru peserta belajar akan dipandu untuk mempelajarinya.
1. Kedudukan Topik Lesson study
Lesson study didiskusikan di KKG/MGMP/MKKS/MKPS sebelum membahas BBM Generik PTK untuk memberikan pemahaman apa, mengapa, dan bagaimana lesson study dilaksanakan sebagai model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik
2. Pentingnya mempelajari Lesson study
Lesson study perlu dipahami karena dalam program belajar BERMUTU digunakan tiga pendekatan utama, yaitu Lesson study, Penelitian Tindakan Kelas, dan Case Study. BBM Lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study di KKG/MGMP, khususnya dalam implementasi program BERMUTU maupun pada kegiatan pengembangan guru di luar program BERMUTU. Dengan demikian diharapkan lesson study dapat menjadi suatu pola kegiatan KKG/MGMP yang diharapkan mampu menjadi mesin penggerak putaran KKG/MGMP yang lebih konsisten dan efektif.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan lesson study meliputi:
• konsep dan prinsip lesson study;
• cara merancang pembelajaran yang efektif dalam kegiatan lesson study;
• cara melaksanakan pembelajaran yang diobservasi (open class) secara efektif;
• tatacara diskusi refleksi yang efektif.
4. Petunjuk Kegiatan
Kegiatan untuk mempelajari lesson study ini akan difokuskan pada pemahaman konsep lesson study kemudian berlatih mempraktikkan tahapan kegiatan lesson study yang meliputi perencanaan pembelajaran (plan) , melaksanakan pembelajaran open lesson (do), dan diskusi refleksi hasil observasi pembelajaran open lesson (see).

5. Penilaian
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru dilakukan berdasarkan pemahaman konsep lesson study dan kinerja mereka waktu berlatih mempraktikkan tahapan lesson study, serta produk berupa RPP dan catatan hasil observasi pada waktu open lesson.
B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dari kegitan belajar di KKG/MGMP adalah sebagai berikut.
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Memahami konsep lesson study dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar di KKG/MGMP. 1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual dan praktis;
2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson study;
3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan lesson study ;
4. menjelaskan alasan tentang perlunya guru melakukan kegiatan lesson study untuk meningkatkan kompetensinya;
5. menjelasakan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan open lesson;
6. menyebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran untuk open lesson dalam lesson study;
7. menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik;
8. menyusun rencana pembelajaran yang operasional untuk pelaksanaan open class yang efektif;
9. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class;
10. melaksanakan open class secara efektif;
11. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat;
12. menjelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study
13. menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif;
14. melaksanakan kegiatan diskusi refleksi secara interaktif dan efektif;
15. merencanakan tindak lanjut dari kegiatan lesson study.


C. PERSIAPAN
Untuk membelajarkan lesson study kepada peserta belajar di KKG/MGMP, pemandu hendaknya melakukan persiapan sebagai berikut.
• Mempelajari kegiatan belajar yang dirancang dalam BBM ini.
• Mempelajari bahan bacaan yang terdapat dalam BBM ini dan bahan bacaan yang disarankan.
• Menyiapkan alat/bahan yang diperlukan dalam sesi pembahasan topik lesson study.
• Berkoordinasi dengan kepalas sekolah inti untuk pelaksanaan pembelajaran open class (open lesson).

D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan guru peserta dalam kegiatan ini antara lain sebagai berikut.

No Judul Keterangan
1 Konsep dan Prinsip Lesson study Lampiran 1 atau artikel di internet
2 Rambu-rambu Penyusunan Rencan Pembelajaran dalam kegiatan Lesson study Lampiran 2
3


4 Rambu-rambu pelaksanaan open class dan observasi pembelajaran
Lembar Observasi Pembelajaran dalam Kegiatan Lesson study Lampiran 3


Lampiran 4
5 Panduan Pengamatan Pembelajaran dalam Kegiatan Lesson study Lampiran 5
6 Teknik Moderasi dalam Diskusi Refleksi Lampiran 6
E. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan pembahasan topik Lesson study dialokasikan selama 2 x pertemuan (@ 200 menit). Kegiatan belajar dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dibagi dalam dua sesi. Kegiatan belajar pada pertemuan pertama sesi pertama ditekankan pada membelajarkan peserta untuk memahami konsep lesson study. Kegiatan belajar pada pertemuan pertama sesi kedua ditekankan pada keterampilan peserta dalam merancang pembelajaran. Pertemuan kedua sesi pertama peserta melaksanakan kegiatan open lesson dan observasi pembelajaran, sedangkan pada pertemuan kedua sesi kedua peserta melakukan diskusi refleksi berdasarkan hasil observasi pembelajaran.

a. Alur pembelajaran pada pertemuan pertama sesi pertama: Konsep Lesson study

Penjelasan Alur Kegiatan Pertemuan I
Kegiatan belajar sesi pertama: Konsep Lesson study
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala sekolah/pengawas sekolah pemandu menginformasikan kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang diharapkan dalam pertemuan ini. selanjutnya ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal peserta. Pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya:
• Apakah Ibu/Bapak ada yang sudah mengetahui atau melaksanakan lesson study?
• Apa yang Ibu/Bapak pahami tentang Lesson study?
Untuk menyamakan pemahaman tentang Lesson study, ajaklah peserta mengkaji bahan bacaan 1: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Lesson study (Lampiran 1)

Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Bacaan
(10 menit)
Guru/kepala sekolah/pengawas sekolah peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas 4-5 orang. Peserta belajar secara individual membaca bahan bacaan 1 tentang Apa, mengapa, dan Bagaimana Lesson study dan setelah selesai membaca mereka diminta menjawab pertanyaan dalam bagian evaluasi.

Kegiatan 3. Diskusi kelas (30 menit)
Pemandu memandu diskusi kelas untuk menyamakan pemahaman peserta tentang konsep lesson study. Diskusi dapat diawali dengan membahas jawaban pertanyaan-pertanyaan yang ada pada bagian evaluasi pada bahan bacaan 1.
Setelah diskusi ini diharapkan indikator pencapaian kompetensi no. 1 sam 4 dapat tercapai.

Kegiatan 4. Menyusun rangkuman
(10 menit)
Setelah peserta belajar memahami konsep lesson study baik dari hasil bacaan maupun diskusi, pemandu meminta mereka untuk membuat rangkuman materi pada bahan bacaan 1. Rangkuman dapat berupa skema/bagan/peta pikir/peta konsep.

Kegiatan 5. Evaluasi/refleksi diri
(5 Menit)
Pemandu meminta setiap peserta untuk mengevaluasi diri pencapaian pemahaman mereka tentang konsep lesson study. Evaluasi diri dapat mengacu pada pencapaian indikator 1 s.d 4 dengan memberikan nilai dari 10 sd 100.

Kegiatan 6. Penjelasan tugas
(5 menit)
Pemandu menginformasikan tugas terstruktur 1, yaitu peserta diminta untuk mencari dan membaca bahan bacaan tentang konsep lesson study dari berbagai sumber belajar. Selanjutnya, pemandu menginformasikan topik yang akan dididiskusikan pada sesi kedua, yaitu merancang pembelajaran dalam lesson study.

b. Alur pembelajaran pada pertemuan pertama sesi kedua: Merancang Pembelajaran dalam Lesson study



Penjelasan Alur Kegiatan
Pertemuan ke-1
Kegiatan belajar sesi kedua: Merencanakan Pembelajaran (plan)
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala sekolah/pengawas sekolah pemandu menjelaskan indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang diharapkan dalam sesi kedua ini. selanjutnya ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal peserta. Pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya:
• Ibu/Bapak bagaimanakah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik?
• Apa saja langkah-langkah yang Ibu/Bapak lakukan ketika merancang RPP?
Untuk menyamakan pemahaman tentang cara penyusunan rencana pembelajaran, ajaklah peserta membaca bahan bacaan 2 Rambu-rambu Penyusunan Rencana Pembelajaran dalam kegiatan Lesson study (sumber belajar 2).

Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Bacaan
(15 menit)
Guru peserta duduk per kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang. Peserta belajar secara individual membaca bahan bacaan 2 tentang Rambu-rambu Penyusunan Rencana Pembelajaran dalam kegiatan Lesson study dan setelah selesai membaca mereka diminta menjawab pertanyaan dalam bagian evaluasi.
Kegiatan 3. Diskusi kelas (30 menit)
Pemandu memandu diskusi kelas untuk memilih topik yang akan dibuat RPP-nya, pendekatan/metode/model pembelajaran yang akan digunakan, langkah-langkah pembelajaran, dan penentuan guru model.
Mintalah anggota/peserta belajar menuliskan keputusan dan kesepakatan hasil diskusi.


Kegiatan 4. Menyusun Rencana
Pembelajaran (60 menit)
Setelah peserta belajar menyepakati topik dan model pembelajaran yang akan dibuat RPP nya, peserta belajar bersama-sama membuat RPP dalam format RPP dan menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya dengan berbagi tugas.

Kegiatan 5. Presentasi Skenario
(20 Menit)
Pemandu meminta guru model yang sudah ditunjuk oleh peserta untuk mempresentasikan skenario pembelajaran yang telah dibuat bersama, peserta lain menyimak dan memberi tambahan jika masih diperlukan.

Kegiatan 6. Evaluasi/refleksi diri
(5 menit)
Pemandu meminta setiap peserta untuk mengevaluasi diri pencapaian pemahaman mereka tentang konsep lesson study. Evaluasi diri dapat mengacu pada pencapaian indikator 5 s.d 8 dengan memberikan nilai dari 10 sd 100.
c. Alur pembelajaran pada pertemuan kedua, sesi pertama: Melaksanakan Pembelajaran yang diobservasi (Open lesson)

Penjelasan Alur
Kegiatan Pertemuan kedua
Kegiatan belajar sesi pertama: Open lesson dan Observasi (Do)
Kegiatan 1. Pendahuluan
(5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru pemandu menyampaikan rencana kegiatan open lesson hari ini dan meminta peserta belajar melakukan persiapan.
Kegiatan 2. Presentasi Skenario Pembelajaran (15 menit)
Pemandu menanyakan kepada guru model apakah ada perubahan RPP atau skenario pembelajaran dari rencana semula yang sudah didiskusikan. Jika ada, pemandu meminta guru model untuk mempresentasikan. Selanjutnya guru model diminta membagikan foto kopi perangkat pembelajaran. Setelah presentasi perubahan RPP (jika ada), pemandu membagikan sumber belajar 3,4 dan 5: lembar observasi dan panduan pengamatan pembelajaran (observasi) dalam kegiatan lesson study. Mintalah peserta untuk mempelajarinya terlebih dahulu dan memahami benar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada waktu observasi pembelajaran.

Kegiatan 3. Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi (70-80 menit)
Pemandu membawa peserta ke kelas observasi, dan mempersilakan guru model melaksanakan pembelajaran, sedangkan peserta lainnya sebagai pengamat.
Kegiatan 4.
Membuat catatan hasil observasi
(10 menit)
Setelah melakukan observasi, peserta yang melakukan pengamatan pembelajaran diminta menyusun kembali catatan hasil temuan tentang aktivitas belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam kegiatan refleksi.

Kegiatan 5.
Menuliskan pengalaman berharga
(10 Menit)
Sebelum kegiatan refleksi, pemandu meminta guru model dan peserta menuliskan pengalaman berharga yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dan observasi.
d. Alur pembelajaran pada pertemuan keempat: Melakukan Diskusi Refleksi



Penjelasan Alur Kegiatan
Pertemuan ke -2
Kegiatan belajar sesi kedua
: Refleksi (See)
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru pemandu menyampaikan rencana kegiatan untuk melakukan diskusi refleksi hasil observasi pembelajaran open lesson. Selanjutnya informasikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan dicapai peserta pada kegiatan belajar ini.

Kegiatan 2.
Penjelasan Rambu-rambu Refleksi
(15 menit)
Pemandu menginformasikan rambu-rambu dan langkah-langkah dalam melakukan diskusi refleksi dengan menggunakan sumber belajar 6: Teknik Moderasi dalam Diskusi Refleksi.

Kegiatan 3. Pelaksanaan Diskusi Refleksi
(40 menit)
Guru Pemandu memimpin berperan sebagai moderator untuk memandu diskusi refleksi, seorang peserta menjadi notulis diskusi. Pemandu/moderator mempersilahkan guru model untuk menyampaikan refleksi diri dari kegiatan pembelajaran open lesson yang telah dilakukan. Setelah itu moderator meminta peserta belajar lain memberikan komentar berdasarkan hasil pengamatannya demikian seterusnya. Pada kegiatan diskusi refleksi ini, guru pemandu memodelkan apa yang tertulis dalam rambu-rambu teknik moderasi dalam diskusi refleksi agar menjadi contoh bagi peserta belajar jika melakukan lesson study di sekolahnya.


Kegiatan 4. Refleksi diri
(10 menit)
• Setelah selesai diskusi refleksi, pemandu meminta peserta belajar untuk menuliskan refleksi diri (dalam jurnalnya) berdasarkan pengalaman mengikuti kegiatan lesson study, khususnya tahap observasi dan refleksi. Refleksi diri tersebut diutamakan pada dua hal, yakni bagaimana cara menyampaikan komentar secara santun, disertai fakta, analitis, mendalamdan disertai alternatif dann pengalaman berharga yang diperoleh.

Kegiatan 5. Penutup
(5 Menit)
Setelah mengetahui hasil refleksi diri peserta belajar mengenai lesson study, pemandu memberikan tugas terstruktur 2, yaitu meminta peserta belajar untuk merencanakan dan melakukan tindak lanjut. Kepada guru model, jika perlu merevisi rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan pada waktu open lesson. Kepada peserta belajar lain yang telah menjadi pengamat, meminta melakukan penyesuaian RPP yang digunakan pada waktu open lesson untuk digunakan di kelasnya masing-masing.
Selain itu kepada mereka diminta terus belajar menjadi guru model, pengamat, dan juga meoderator.
F. PENILAIAN
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar peserta pelatihan meliputi aspek pemahaman konsep lesson study dan produk RPP yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG dan laporan tugas terstruktur.

Instrumen Penilaian Aspek Pemahaman Konsep Lesson study
1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual, singkat dan jelas!
2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara praktis?
3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study!
4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study!
5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru atau pendidik!
6. Jelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan open class!
7. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang lengkap dan operasional!
8. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik!
9. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class agar kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien!
10. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat melakukan pengamatan dengan jelas dan tidak mengganggu siswa.
11. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada
siswa atau guru model?
12. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau microteaching!
13. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat dan efektif!
14. Jelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study!
15. Jelaskan secara garis besar rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif!
16. Jelaskan rambu-rambu cara menyamapaikan komentar dalam refleksi!
17. Mengapa pengamat disarankan untuk tidak mengkritik guru model dalam kegiatan refleksi.
G. TUGAS TERSTURUKTUR

1. Carilah bahan bacaan/literatur lain mengenai lesson study!
2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman baik dari lesson study! 
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Bahan bacaan 1
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA LESSON STUDY
A. Pengertian Lesson study
Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkat hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan profesional guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung di dalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Secara lebih operasional lesson study adalah kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru untuk guna mengetahui efektivitas dari suatu pembelajaran. Kegiatan seperti dilakukan secara terus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru, Dengan guru akan menjadi lebih profesional di dalam menjalankan tugasnya. Di Indonesia, lesson study juga dapat diartikan sebagau suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study
Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuian cara melakasanakan lesson study. Lewis (2002) menyarankan ada enam
tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.
Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui aturan kelompok.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama, yakni: (a) menyepakati tema penelitian (research theme) tujuan jangka panjang bagi murid; (b) memilih cakupan materi; (c) memilih unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati.
Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Research Lesson), yang meliputi kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangkan petunjuk pembelajaran, meminta masukan dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atau guru lain yang berpengalaman).
Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hal ini pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain menjadi pengamat. Pengamat tidak diperkenankan melakukan intervensi terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.
Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan. Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir: refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok, presentasi dan diskusi data dari hasil pengamatan pembelajaran, diskusi umum, komentar dari ahli luar, dan ucapan terima kasih.
Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok?
Sementara itu, Richardson (2006) menuliskan ada 7 tahap atau langkah yang termasuk dalam lesson study, yakni:
Tahap 1: membentuk sebuah tim lesson study.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study
Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Study Lesson).
Tahap 4: Persiapan untuk observasi.
Tahap 5: Melaksanakan pengajaran dan observasinya.
Tahap 6: Melaksanakan tanya-jawab/diskusi pembelajaran.
Tahap 7: Melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya.
Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan oleh beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan 8 tahap berdasarkan pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study dalam implementasinya di “Israeli Middle School Teachers”.
Sementara itu, implementasi lesson study di Indonesia yang dimulai saat para tenaga ahli Jepang dalam Program IMSTEP JICA mengenalkan lesson study di tiga universitas (UPI, UNY dan UM) pada akhir Tahun 2004. Dalam tahap awal pengenalan lesson study tersebut Saito (2005) mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1) Perencanaan (Plan), (2) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Penyederhanaan menjadi tiga tahap saja dilakukan dengan pertimbangan untuk memudahkan praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa lesson study sebagai suatu kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang dilakukan dalam masing-masing.

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajar¬an yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membang¬kitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dapat dilakukan secara sendirian. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berko¬laborasi untuk memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan di¬ha-silkan, baik dalam aspek pengor¬ga¬ni¬sa¬sian bahan ajar, aspek pedagogis, maupun aspek penyiapan alat bantu pem¬belajaran. Kegiatan penggalian akademik yang dimaksud adalah melakukan kajian/analisis terhadap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan pemahaman guru-guru terhadap konsep materi yang akan diajarkan. Sebelum ditetapkan sebagai hasil final, semua komponen yang tertuang dalam rancangan pembelajaran dicobaterapkan (disimu¬lasikan). Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur pengamatan termasuk ins¬trumen yang diperlukan.
Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembe¬lajar¬an yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu anggota (guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain bertindak sebagai peng¬a¬mat. Pengamat lainnya (selain anggota kelompok perencana) juga dapat bertindak seba¬gai pengamat. Fokus pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan berpedoman pada prosedur dan intrumen pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru (dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajar¬an berlangsung, pengamat tidak boleh meng¬ganggu atau intervensi kegiatan pem¬bela¬jaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital untuk keperluan doku-men¬tasi dan atau bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan infor¬masi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlang¬sung.
Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikut¬nya diberikan kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang dikritik harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.

C. Alasan Digunakannya Lesson study
Mengapa menggunakan lesson study dan bagaimana lesson study dapat membawa pada perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara lebih luas? Menurut Lewis (2002) di Jepang lesson study tidak hanya memberikan sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi juga terhadap peningkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis (2002) menguraikan ada lima jalur yang dapat ditempuh lesson study, yakni: (1) membawa tujuan standard pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, (2) menggalakkan perbaikan dengan dasar data, (3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, (4) menciptakan tuntutan mendasar perlu peningkatan pembelajaran, dan (5) menjunjung tinggi nilai guru.

Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau bagan untuk menjelaskan tentang mekanisme lesson study dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek (2003) menjelaskan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid- muridnya. Bahkan Stepanek juga mengatakan bahwa peta pendidikan berubah secara signifikan ia menuliskan lesson study pertama kali dalam Jurnal Northwest Teacher di Northwest-USA.
Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005 memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah: (1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; (3) perubahan reaksi siswa selama dalam proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al. 2006; Saito, et al. 2006a). Sebagai contoh, hasil monitoring dan evaluasi kegiatan piloting dan lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah Kota Malang, Jawa Timur menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Di samping itu guru biologi menjadi lebih inovatif dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil biologi siswa, dari 72% siswa yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97% siswa (Sulasmi dan Rahayu, 2006).
Bukti lain yang menunjukkan keunggulan dari lesson study dilaporkan oleh Sumarna (2006) bahwa pelaksanaan lesson study berbasis sekolah membawa manfaat di antaranya: 1) Guru biologi menjadi termotivasi dan bangkit untuk membuat inovasi dalam pembelajarannya sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, komunikatif, dan menyenangkan. Motivasi guru ini tumbuh karena adanya kerjasama yang positif, akademis, sinergis, dan kolaboratif di antara guru dalam kelompok MGMP sekolah; 2) Adanya persiapan pembelajaran yang lebih baik dari guru biologi, baik persiapan mental, administrasi, dan penguasaan materi pelajaran; 3) Guru biologi menjadi terdorong untuk belajar lebih banyak dalam hal materi, pemilihan strategi dan penggunaan model pembelajaran yang tepat demi kesuksesan pembelajarannya.
Liliasari (2008) menjelaskan bahwa Lesson study telah meningkatkan kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim (2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat menyebabkan peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan materi ajar, kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi pembelajaran dan merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah di Sumedang, Jawa Barat (Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut: (1) Lesson study yang diterapkan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat telah mampu mengoptimalkan guru dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran; (2) Mengoptimalkan hak belajar siswa dalam kelas; (3) Peran pengawas sebagai seorang pengamat lebih teraktualisasi.
Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan secara kola¬bo¬ratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis yang sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak ada pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam lesson study harus mem¬peroleh lesson learned. Dengan demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community.


LAMPIRAN 2: Bahan Bacaan 2
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN (LESSON PLAN)
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

A. RASIONAL
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community)
Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Jika kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan berkelanjutan maka diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan secara bertahap, khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai refleksi dan revisi rencana pembelajaran.
Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan rencana pembelajaran (lesson plan).

B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN
Dalam praktik pelaksanaan lesson study yang dikembangkan oleh Program SISTTEM (2006 -2008), dan PELITA (2009-2012) bersama JICA wujud dari lesson plan yang disusun oleh guru di MGMP antara lain berupa RPP dan perangkat pembelajaran lainnya. Langkah penyusunan rencana pembelajaran tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.


1. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP disusun oleh guru-guru di KKG/MGMP di bawah koordinasi guru fasilitator /pemandu. Jika ada pendamping dari pihak yang lebih berkompeten, seperti: dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, atau guru inti maka diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP dalam tahap perencanaan pembelajaran (plan) antara lain sebagai berikut.
a. Pemilihan topik pembelajaran
Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program Semester (Promes) dan silabus.
b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.
Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah disusun sebelumnya oleh sekolah/guru.
c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.

d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran.
Pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan pada karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa (karakteristik siswa yang akan diajar), ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran yang sering dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut berdasarkan pengalaman sebelumnya.
e. Penyusunan skenario pembelajaran
Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan disusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari tahap awal (apersepsi dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup (pemantapan, konsolidasi, aplikasi).
f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.

Semua tahapan pelaksanaan penyusunan RPP dari mulai memilih topik sampai penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi yang dipimpin oleh fasilitator atau guru pemandu.



2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Perangkat-perangkat pendukung yang umumnya dibuat untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran antara lain berupa: LKS (jika diperlukan), instrumen asesmen dan evaluasii, bahan ajar (bacaan), dan media pembelajaran.
a. Lembar Kerja Siswa
LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi panduan kerja/belajar siswa. LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut siswa mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui diskusi dalam kelompoknya atau berupa arahan melakukan percobaan/praktikum. Jika kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kerja kelompok maka harus dipastikan bahwa pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan siswa benar-benar menuntut siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam LKS terlalu sederhana dan bisa diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka siswa akan cenderung bekerja individual.

b. Instrumen Asesmen atau Evaluasi
Dalam pembelajaran sangat dianjurkan guru atau pengamat melakukan asesmen terhadap proses dan hasil belajar siswa, baik yang bersifat kognitif, psikomotorik, atau afektif. Pengukuran terhadap aspek kognitif sudah biasa dilakukan guru dalam bentuk tes tulis atau lisan, yang umumnya guru menyebab dengan tes evaluasi. Tes evaluasi harus benar-benar mengacu atau mengukur tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sementara itu, aspek afektif dan psikomotorik diperlukan proses pengukuran/pengamatan dengan menggunakan suatu instrumen yang dilengkapi observasi yang dilengkapi pedoman dan rubriknya. Jika hal ini dianggap perlu dan bisa dilakukan sebaiknya instrumennya juga dikelambangkan pada saat perencanaan (plan). Jika memungkinkan disarankan untuk menggunakan instrumen yang baku atau instrumen yang telah diujicoba (validitas dan reliabilitas).

c. Bahan bacaan
Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan, dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru harus mengupayakannya.
d. Media
Media pembelajaran alat bantu belajar yang mengandung pesan konsep yang akan dipelajari siswa. Misalnya, menggunakan gunting untuk belajar konsep pesawat sederhana atau titik tumpu, gambar cerobong pabrik dengan asap yang mengepul untuk contoh pencenaran udara, dsb. Sedapat mungkin guru mengupayakan adanya media belajar yang mendukung agar mempermudah memahami konsep, terutama yang bersifat abstrak. Untuk penggunaan media atau alat yang bersifat rumit maka sebaiknya alat atau media tersebut dicoba dulu bersama pada saat tahap perencanaan tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa alat/media dalam kondisi siap pakai dan akan menghasilkan data hasil amatan atau percobaan yang memadai dan akurat.
Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam forum diskusi dan bekerja di dalam forum pertemuan KKG/MGMP. Namun demikian sesungguhnya tidak salah seandainya ada calon guru model yang menyusun dan mempersiapkan sendiri lesson plan yang akan dipakai dalam open class, jika ia merasa mampu dan/atau waktu kolaborasi yang tidak memungkinkan.


LAMPIRAN 3: bahan bacaan 3
RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN OPEN CLASS
DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN

Secara prinsip tidak ada perbedaan antara pembelajaran rutin dengan pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat dan pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa, lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan refleksi.

1. Setting Kelas
Dalam kegiatan open class hadir sejumlah pengamat. Jumlah pengamat yang melakukan pengamatan tidak ada ketentuan minimal atau maksimal. Yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan ruang (space) kelas yang sesuai untuk sejumlah pengamat. Yang pokok, bahwa para pengamat dapat mengamati secara leluasa dan dapat mendekat ke siswa, agar dapat mengamati dan mendengarkan dengan jelas apa saja yang dilakukan dan dibicarakan siswa dalam belajar. Apakah tingkah laku siswa tersebut terkait atau mendukung efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran? Oleh karena itu ruang kelas harus ditata sedemikian rupa agar proses open class berjalan lancar.
Beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan antara lain:
1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah pengamat yang akan hadir atau sebaliknya jumlah pengamat dibatasi sesuai dengan ukuran kelas dan jumlah siswa;
2. Prinsipnya; pengamat memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru;
3. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam setting kerja kelompok, maka harus ada ruang bagi guru dan pengamat untuk mendekati siswa dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain;
4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender.

2. Denah tempat duduk siswa
Dalam kegiatan observasi pembelajaran para pengamat (pengamat) harus dapat dengan mudah mengamati fakta/peristiwa belajar yang terjadi dan dengan mudah mengenali setiap siswa. Oleh karena itu, jika siswa dirancang akan melakukan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok, maka sebaiknya ada denah tempat duduk atau kelompok kerja, yang antara lain berisi gambar/denah, nomor dan nama siswa.

3. Lembar Observasi
Pada dasarnya observasi dalam konteks lesson study difokuskan pada aktivitas belajar siswa, dan bukan pada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Walaupun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengajar. Lesson study bukan microteaching atau peer teaching. Hal ini perlu ditegaskan mengingat seringkali pada saat refleksi para pengamat lebih banyak mengomentari bahkan mengkritik langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, agar observasi terarah pada aspek-aspek yang harus diamati diperlukan lembar observasi.
Pada dasarnya lembar observasi yang pernah digunakan dalam kegiatan lesson study dipergunakan oleh para guru atau pengamat yang sedang dalam proses belajar mengamati pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pengamatan lebih terarah. Namun ketika sudah terampil atau mahir dalam observasi cukup menggunakan buku catatan kosong sebagai alat perekam. Contoh lembar observasi yang pernah digunakan dapat dilihat seperti di bawah ini.

4. Perekam Kegiatan Belajar
Fakta-fakta atau peristiwa belajar yang menarik dapat direkam dalam bentuk catatan anekdotal atau direkam melalui kamera foto atau video (jika ada). Selain sebagai alat dokumentasi, rekaman video atau foto dapat digunakan sebagai bukti otentik yang akan dirunjuk atau dikemukakan pada saat refleksi. Namun demikian perekaman tidak menjadi suatu keharusan.
5. Rambu-rambu Observasi
Bagi para pengamat pembelajaran pemula dalam kegiatan lesson study diperlukan rambu-rambu agar dapat melakukan observasi dengan tepat dan cermat. Dalam rambu-rambu observasi akan dijelaskan antara lain tentang: dimana sebaiknya posisi pengamat pada saat mengamati kelas, bagaimana cara mengamati.

piran 4: bahan bacaan 4
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Tanggal: ....... ....................... 2009
Topik Pembelajaran: _____________________________________________________
A. Apakah semua siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? (disertai fakta konkret dan alasannya)




B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?
(harus didasarkan pada fakta konkret yang diamati dengan disertai nama siswa)




C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda?
(disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang sesuai)





D. Bagaimana usaha guru dalam mendorong siswa yang tidak aktif untuk belajar?




E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari ini?




Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh pengamat antara lain: interaksi antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok, siswa - guru, siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan.

Lampiran 5: Bahan bacaan 5
PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI)
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

A. SEBELUM PENGAMATAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan pengamatan dimulai.
1. Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran dimulai.
2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang, bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah.
3. Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat.
4. Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang.
5. Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim sms.
6. Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan/kelas.
7. Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum pembelajaran.

B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN
1. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan.
2. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa belajar.
3. Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal adalah di hadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan, posisi yang ideal adalah di samping kelompok
4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfer kelas secara keseluruhan.
5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapa pun.
6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7. Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8. Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat dapat menambahkannya.
12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran.
13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:
a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru
b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari lingkungan?
d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?

Catatan Penting:
Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara intensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya tidaklah demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pengawas sekolah, kepala, dan Staf Dinas Pendidikan, dosen perguruan tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan pembelajaran (observasi dan refleksi). Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti dari Lesson Study. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan refleksinya untuk dibacakan moderator.
(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan Ibrohim, 2008)

Lampiran 6: Bahan Bacaan 6
TEKNIK MODERASI DALAM DISKUSI REFLEKSI
Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh moderator dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif, interaktif dan efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini hanyalah sebuah contoh berdasarkan pengalaman. Artinya pembaca diharapkan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing.
A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi
1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana diskusi.
2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus pandai berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap pembicaraan. Oleh karena itu, moderator juga harus mengikuti dan mencermati semua situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.
3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk menyegarkan suasana pertemuan, yang umumnya para pengamat dan peserta lesson study sudah mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan observasi. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang sudah dikenal atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral kepada guru model.
4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian pembelajaran yang telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa tepuk tangan dari semua peserta.

B. Refleksi Diri Guru Model
1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi, sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru model, antara lain sebagai berikut.
a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah dirangcang/dipersiapkan.
b. Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur langkah-langkah pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu ketidakterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus menarik pada langkah tersebut.
c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat.

C. Membagi Tahap dan Melaksanakan Diskusi
1. Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi beberapa tahap dengan masing-masing tahap mengacu pada permasalahan tertentu. Misalnya ada tahap yang khusus membahas tentang:
• interaksi siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil diskusi/kerja kelompok,
• interaksi siswa dengan media belajar,
• interaksi siswa dengan guru,
• lompatan-lompatan belajar yang dibuat oleh beberapa siswa,
• pengalaman-pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi,
• dan lain sebagainya.
Tema-tema tersebut dapat diatur secara fleksibel sesuai dengan situasinya.
2. Setelah tahap diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas dan yang sesuai dengan tema tahap diskusi. Komentar sebaiknya disertai dengan mengemukakan fakta atau data konkret hasil pengamatan, misalnya dengan menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang ringkas tapi jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit.
3. Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi, sebaiknya guru tidak membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan, tetapi disarankan untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika ada komentar yang mulai menyimpang dari tema, sebaiknya diingatkan untuk kembali menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang didiskusikan.
4. Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau di luar konteks lesson study maka moderator harus dapat mengurangi hal tersebut untuk tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas di lain kesempatan” .
5. Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan komentar terkait dengan temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap esensi dan hal menarik yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab munculnya fenomena tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan.
6. Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan oleh beberapa pengamat, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada peserta yang lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang kemungkinan penyebab munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif solusinya.
7. Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi suatu permasalahan disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada pengalaman praktis di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan pakar pendidikan.
8. Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap komentar yang disampaikan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana membuat situasi diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika ada ucapan dari pengamat atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang memungkin dijadikan bahan yang lucu-lucu atau humor maka upayakan untuk dimunculkan dengan sedikit ”dibumbui” agar menyegarkan suasana.
9. Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua peserta diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau bicara pada orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang terlalu panjang, maka sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan sedikit gurauan atau permintaan maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu atau beberapa peserta yang kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait dengan hal yang sedang dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak setuju terhadap pendapat yang lain.
10. Pada akhir setiap tahap, moderator harus berusaha untuk memberikan ulasan singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada tahap tersebut. Hati-hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang merupakan keputusan yang paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut telah menghasilkan satu aturan yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir dirumuskan sendiri oleh masing-masing peserta dan menjadi ”good practices” yang akan dicoba untuk diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
11. Setelah tahap pertama selesai diskusi dilanjutkan ke tahap berikutnya dengan tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang muncul, kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas secara tuntas. Begitu seterusnya sampai semua masalah yang muncul didiskusikan.
12. Pada setiap akhir tahap moderator dapat memberikan kesempatan kepada guru model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru model yang terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas kejadian atau kekurangan yang ada.
13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pemandu) diberi kesempatan untuk menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu tahap, atau diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi ditutup. Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang diharapkan mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri oleh narasumber.
14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau perangkat pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh kelompok.

A. Mengakhiri Diskusi Refleksi

1. Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah didiskusikan.
2. Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen, Guru Pemandu, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Dinas Pendidikan, dll.

(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan Ibrohim, 2008)

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/- Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.
Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model Pembinaan Pendididik dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson study dalam Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang: FMIPA UM
Kusdijantono, T. 2008. Aktualisasi Pengawasan dalam Lesson study. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.
Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry Education Lesson study at Tanjungsari. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.
Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia: Research For better School .Inc.
Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational Researcher, 35(3):3-14.
Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas (Online):
Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli middle school teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006).
Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. Longman.
Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting Activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.
Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3 (24):24-32.
Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59.
Stepanek, J. 2003. Researchers Every Classroom. Northwest Teacher: 4(3): 2-5
Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Piloting dan Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Yoyakarta. 1 Agustus.
Sumarna. 2006. Implementasi Lesson study Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Melakukan Pembelajaran Inovatif. Booklet Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yoyakarta, 1 Agustus.
Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online), www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses 26 Oktober 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar dengan santun dalam penyampaian sopan dalam bahasa motto kami dari anda, terimakasih atas komentar dan kunjungannya

PENDIDIKAN BERBASIS ICT

Post Populer

Label

BBM LANJUTAN (5) BAHAN BELAJAR MANDIRI (4) case study (4) BBM TIK | ICT (3) PERMENDIKNAS (3) BANNER (2) ICT (2) JARDIKNAS ONLINE (2) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (2) PENGEMBANGAN DIRI (2) info beasiswa mahasiswa (2) instant global trafik (2) "Tetapkan Tujuan Hidup" (1) 10 Bisnis Penghasil Milyarder Tercepat (1) 2 (1) 7 Tips Memikat Lelaki (1) 7 Tips Memikat Wanita (1) 7 kesalahan fatal affiliate pemula (1) APRESIASI PUISI (1) ASI makanan terbaik bagi bayi (1) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL (1) BANK SOAL UASBN SD (1) BBM-program belajar BERMUTU (1) BBM|KOMPUTER+LAPTOP (1) BUKU - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) BUKU AJAR PEMAHAMAN INDIVIDU (1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) (1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Lesson study (1) CONTOH PENGEMBANGAN DIRI (1) CONTOH PERHITUNGAN PAJAK (1) DOWNLOAD - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) DOWNLOAD 31_jurus_menyempurnakan_PC.zip (1) Deskripsi Nilai (1) Download Software Gratis (1) FREE DOWNLOAD PTK BHS INDONESIA (1) Gambar Binatang Lucu (1) HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN (1) HUMAN ANATOMI (1) HopAd Builder clickbank (1) ICT LANJUTAN 2 (1) ICT LANJUTAN 3 (1) IDE PRODUK Yang Bisa DIJUAL TANPA Modal BESAR (1) IDENTIFIKASI MASYALAH (PTK) (1) ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS (1) Ilmu Komputer + Gaya Pendidikan (1) KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (1) KODE ETIK GURU INDONESIA (1) Keterampilan Memfasilitasi (1) Konsep Jurnal belajar (1) LANDASAN TEORITIS Pengertian Metode (1) LATIHAN UAS/UASBN SD (1) LEARN MORE LEARN LESS (1) LPMP dan SPMP (1) MAKALAH (1) MERAJUT ASA MERAIH MIMPI (1) Mendulang uang lewat internet (1) OLAH RAGA 7 INDONESIA: GOLF (1) PANDUAN PENYUSUNAN SILABUS (1) PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN (1) PELAYANAN KONSELING (1) PENDIDIKAN INDONESIA (1) PENDIDIKAN LANJUTAN (1) PENDIDIKAN LANJUTAN 2 (1) PENGEMBANGAN PORTAL GURU PINTAR (1) PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU (1) PIGP (1) PRO KONTRA ANNE AHIRA (1) PROPOSAL PTK | FREE DOWNLOAD (1) PTK (1) PTK IPA (1) PTK MATEMATIKA (1) Pemahaman Pembelajaran Ber-Karakter (1) Program Induksi Guru Pemula (1) RPP SILABUS (1) RPP dan Silabus SD (1) SMU - PENDIDIKAN SDN KASTURI II (1) STANDAR KOMPETENSI GURU TIK SMK (1) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (1) STRATEGI PEMBELAJARAN (1) Sikat Virus Recycle (1) Syllabus (1) TIK | ICT (1) Teknologi Informasi dan Komunikasi bag 2 (1) Waspadai Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja (1) anne ahira (1) bank soal (1) banner berjalan (1) banner best grades (1) bannerque (1) best grades (1) biz.bisnis (1) buku elektronik (1) buku elektronik smp (1) buku elektronik smu (1) contoh study kasus PTK (1) cotoh study kasus (1) detective dominator (1) ecoBALL (1) game matematika (1) gaming computer (1) golf (1) identifikasi asyalah (1) kajian kritis_bahasa indonesia (1) kegiatan TOT (1) kisi kisi ulangan harian (1) kompetensi Guru Pasca sertifikasi (1) ktsp silabus RPP all School (1) lesson study (1) meraih impian via motivasi (1) modul_kebahasaan (1) modul_kesusastraan (1) modul_media_ pembelajaran (1) modul_metologi pembelajaran (1) modul_pembelajaran berbicara (1) modul_pembelajaran membaca (1) modul_pembelajaran menulis (1) modul_pembelajarn mendengarkan (1) modul_penilaian (1) motivasi diri (1) panduan silabus+RPP (1) pendidikan sd (1) pippa middleton (1) portopolio induksi (1) potret pendidikan (1) program LPMP JAWA BARAT (1) silabus dan RPP (1) silabus/RPP SD/MI (1) soal olimpiade (1) succespul+home+garden (1)

Tukar daftar link