BAHAN BELAJAR MANDIRI
Agar pembelajaran di KKG/MGMP berjalan dengan baik, maka guru peserta sebaiknya telah memahami materi: (1) Model dan proses pembelajaran program BERMUTU dan indikator keberhasilan program belajar BERMUTU di kelompok kerja. Pemahaman akan materi yang telah disebutkan di atas akan mendukung pemahaman mengapa topik jurnal belajar perlu dibahas dalam program in-service.
A. Pengantar
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini diperuntukan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru pemandu, kepala sekola pemandu, dan pengawas pemandu di KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS dan MKPS. Guru, kepala sekolah dan pengawas diharapkan dapat mengusai dan mengimplementasikan jurnal belajar baik bagi peserta didik maupun guru, kepala sekolah serta pengawas sekolah pada proses belajar mengajar serta pelatihan dalam implementasi program BERMUTU di KKG/MGMP/ KKKS/MKKS/KKPS/MKPS.
Jurnal belajar dapat dijadikan sebagai salah satu pencapaian sub kompetensi pedagogik dan profesionalisme bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam program belajar BERMUTU. Guru pemandu, kepala sekolah pemandu, dan pengawas pemandu berperan sebagai fasilitator untuk membimbing guru, kepala sekolah serta pengawas sekolah yang belajar di kelompok kerja masing-masing agar memiliki kemampuan dalam teknik pengembangan jurnal belajar. Bahan belajar mandiri ini sebagai bahan berlatih bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, maka dalam BBM ini diberikan beberapa contoh untuk membuat jurnal belajar.
1. Kedudukan Topik Jurnal Belajar
Topik jurnal belajar ini merupakan salah satu indikator keberhasilan program BERMUTU di KKG/MGMP. Topik ini disarankan dibahas pada kegiatan inservice, karena peserta belajar di kelompok kerja sudah harus membuat jurnal belajar sejak pertemuan pertama dari enam belas kali pertemuan yang dirancang dalam proses belajar BERMUTU di kelompok kerja.
2. Pentingnya Topik Jurnal Belajar
Topik jurnal belajar ini penting dipelajari karena keterampilan dalam bidang ini akan membantu guru dan peserta didik atau peserta yang sedang belajar untuk mengetahui dan menyadari teknik pengembangan diri. Dalam konteks pembelajaran di kelas, jurnal belajar dapat digunakan untuk peningkatan mutu peserta didik khususnya dalam mencapai SK-KD semua mata pelajaran serta peningkatan mutu guru dalam mengelola PBM.
Kebiasaan membuat jurnal belajar diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan dan kebiasaan untuk menulis dan membaca pada diri guru dan peserta didik.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup BBM ini terdiri atas 3 pembahasan , yaitu tentang:
· penyusunan Jurnal Belajar;
· pengisian Jurnal Belajar;
· evaluasi dan Tindak Lanjut Jurnal Belajar.
4. Petunjuk Kegiatan
Kegiatan untuk membahas materi dalam ruang lingkup di atas dialokasikan waktu 200 menit. Kegiatan belajar yang disarankan dapat dilihat pada alur kegiatan belajar.
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dari kegitan belajar di KKG/MGMP/KKKS/KKPS/MKKS/MKPS adalah sebagai berikut.
Kompetensi | Indikator Pencapaian Kompetensi |
Melakukan penyusunan, pengisian, evaluasi, dan tindak lanjut dari pengisian jurnal belajar. | 1. menjelaskan pengertian jurnal belajar; 2. mendeskripsikan langkah-langkah penyusunan jurnal belajar; 3. menjelaskan cara pengisian jurnal belajar; 4. mengisi jurnal belajar; 5. mengevaluasi jurnal belajar' 6. membuat program tindak lanjut hasil pengisian jurnal belajar. |
C.PERSIAPAN
Untuk mempelajari topik jurnal belajar diperlukan persiapan dari guru dan peserta didik serta guru pemandu sebagai berikut.
1. Mempelajari BBM Jurnal Belajar
2. Mempelajari BBM yang akan dibahas dalam program belajar BERMUTU
3. Menyiapkan contoh jurnal belajar (tulisan pemandu sendiri atau contoh jurnal belajar orang lain)
4. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pertemuan, misalnya:
a. papan tulis/kertas plano, spidol/kapur
b. LCD dan laptop (bila memungkinkan)
c. Format jurnal belajar
d. contoh-contoh jurnal belajar.
D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran di KKG/MGMP meliputi:
NO. | JUDUL | KETERANGAN |
1. | Pengertian, Keuntungan, dan Bentuk Jurnal Belajar | Lampiran 1 |
2. | Penulisan Jurnal Belajar | Lampiran 2 |
3. | Evaluasi dan Tindak Lanjut Jurnal Belajar | Lampiran 3 |
E. KEGIATAN BELAJAR
Alur Kegiatan Belajar
Penjelasan Alur Kegiatan
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala sekolah/pengawas pemandu menginformasikan kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang diharapkan dalam Pembahasan Topik Jurnal Belajar.
Pemandu menginformasikan pentingnya jurnal belajar bagi guru dan peserta didik. Selanjutnya, pemandu meminta peserta belajar untuk menambah isu-isu lain yang ada di sekolah berkaitan dengan penggunaan jurnal belajar.
Selanjutnya pemandu mengadakan kegiatan tanya-jawab tentang pengalaman peserta dalam menulis artikel atau laporan hasil penelitian tindakan kelas. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya:
· Apakah Ibu/Bapak ada yang membuat jurnal belajar?
· Apa yang Ibu/Bapak pahami tentang jurnal belajar?
· Digunakan untuk apa saja hasil jurnal belajar yang telah Ibu/Bapak tulis?
Untuk menyamakan pemahaman tentang jurnal belajar dalam program belajar BERMUTU, ajaklah peserta mengkaji bahan bacaan yang terdapat dalam lampiran 1 sampai 3.
Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Bacaan (50 menit)
Guru/kepala sekolah/pengawas peserta duduk per kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang. Peserta belajar secara individual membaca bahan bacaan konsep Jurnal Belajar yang berisikan paparan tentang pengertian, kegunaan, dan bentuk-bentuk jurnal belajar. Bahan bacaan ini terdapat dalam lampiran 1.
Untuk membantu peserta memahami manfaat dan bentuk-bentuk jurnal belajar, pemandu menyajikan contoh jurnal belajar (kalau ada jurnal belajar yang ditulis peserta didik-peserta didik dari sekolah Indonesia, jika belum ada mengambil contoh dari luar). Selanjutnya, pemandu mengadakan tanya jawab, misalnya sebagai berikut:
· Apa manfaat jurnal belajar bagi peserta didik dan guru
· Apa kesulitan yang dihadapi guru dalam mengelola jurnal belajar tersebut?
Pemandu, selanjutnya membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari bentuk atau model jurnal belajar. Mintalah satu kelompok mempresentasikan dan kelompok lain memberikan tanggapan-tanggapannya.
Kegiatan 3. Diskusi dan Latihan Pengisian Jurnal belajar (50 menit)
Pemandu memandu diskusi kelas untuk menyamakan pemahaman peserta tentang cara mengisi jurnal/menulis jurnal belajar sesuai format yang ada dalam lampiran 2. Selanjutnya ajaklah peserta untuk berlatih menulis jurnal belajar berdasarkan pengalaman dari kegiatan belajar 1.
Kegiatan 4. Diskusi Evaluasi dan Tindak Lanjut (50 menit)
Setelah peserta belajar memahami pengertian, kegunaan, bentuk-bentuk jurnal belajar serta dapat mengisi jurnal belajar, ajaklah mereka untuk mengevaluasi dan menyusun tindak lanjut.
Pemandu meminta peserta mengumpulkan jurnal belajar hasil latihan yang telah dibuat pada kegiatan 3. Selanjutnya, pemandu memandu kegiatan diskusi untuk mengidentifikasi pengalaman berhasil dari jurnal belajar peserta.
Seorang peserta diminta merekap semua pengalaman berhasil dari jurnal belajar mereka, selanjutnya pemandu mengajak peserta untuk menganalisis terhadap masing-masing pengalaman berhasil peserta dengan cara membuat penilaian yang objektif.
Sebagai tindak lanjut, peserta diminta memilih tiga pengalaman berhasil yang paling memungkinkan untuk diterapkan di sekolah pada kegiatan pembelajaran atau pelatihan yang akan datang.
Kegiatan 5. Penutup: Evaluasi diri, Rangkuman, dan pemberian tugas (25 Menit)
Pemandu meminta setiap peserta untuk mengevaluasi diri pencapaian pemahaman mereka tentang jurnal belajar. Evaluasi diri dapat mengacu pada pencapaian indikator 1 s.d 4 dengan memberikan nilai dari 10 sd 100. Selanjutnya mintalah peserta merangkum materi yang telah dipelajari dari kegiatan 1 sampai 4. Sebelum kegiatan berakhir, informasikan tugas terstruktur dan mandiri.
F. PENILAIAN
Penilaian terhadap hasil belajar peserta di kelompok kerja dilakukan berdasarkan penguasaan konsep jurnal belajar dan produk berupa jurnal belajar yang dibuat peserta setiap selesai mengikuti kegiatan belajar di KKG/MGMP/KKKS/KKPS/MKKS/MKPS.
G. Tugas Terstruktur dan Mandiri
1. Tugas Terstruktur
a. Buatlah jurnal belajar setiap selesai pertemuan di KKG/MGMP/KKKS/KKPS
b. Lakukan evaluasi terhadap pengalaman berhasil dan lakukan tindak lanjut.
c. Praktekanlah pengembangan jurnal belajar pada satu SK sedangkan satu SK lainnya tanpa menggunakan jurnal belajar.
d. Hitunglah pencapaian SK-KD-indikator untuk kedua SK yang diamati.
e. Tulislah kesimpulan anda berdasarkan pengalaman di atas.
2. Tugas Mandiri
Analisislah jurnal belajar peserta didik pada mata pelajaran yang Saudara ampu dikombinasikan dengan jurnal belajar guru (anda sendiri). Lakukan hal ini pada satu standar kompetensi dan lakukan penilaian, apakah PBM pada mata pelajaran yang Saudara ampu lebih tercapai SKL nya? Apakah Saudara dapat menentukan kompetensi guru yang mana yang masih harus anda tingkatkan agar anda dapat memenuhi standar kompetensi guru sesuai dengan Permendiknas 16 Tahun 2007.
Lampiran 1: Konsep Jurnal belajar
PENGERTIAN, KEGUNAAN, DAN BENTUK JURNAL BELAJAR
A. Pengantar
Dalam bacaan ini dipaparkan pengertian, kegunaan, dan bentuk jurnal belajar.
Kompetensi dan indikator keberhasilan pembelajaran dari topik ini adalah guru dan guru pemandu dapat memahami dan menerapkan pengembangan jurnal belajar baik untuk peserta didik dan guru apabila disediakan dokumen kurikulum, SK-KD mata pelajaran serta BBM kompetensi pedagogik dan profesional sehingga dapat merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan kegiatan pengembangan jurnal belajar yang akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu peserta didik, kompetensi guru dan mutu pendidikan.
Tabel. Kompetensi dan Indikator
No | Kompetensi | Indikator |
1 | Penyusunan jurnal belajar | Jurnal belajar peserta didik |
Jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
2 | Pengisian jurnal belajar | Pengisian jurnal belajar peserta didik |
Pengisian jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengeas sekolah | ||
3 | Evaluasi dan Program Tindak lanjur hasil pengisian jurnal belajar | Evaluasi dan program tindak lanjut bagi peserta didik |
Evaluasi dan program tindak lanjut bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
4 | Penyusunan KTI berupa jurnal | jurnal peserta didik |
jurnal guru, kepala sekolah , pengawas sekolah. | ||
5 | Tugas tersruktur dan mandiri |
Keterangan:
Kompetensi yang dipelajari |
B. Bahan Belajar
Program BERMUTU diarahkan kepada peningkatan hasil belajar peserta didik. Untuk mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik, guru diminta menerapkan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Salah satu yang belum banyak disinggung adalah pemanfaatan Jurnal Belajar (dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang, sebagai rekaman terhadap perkembangan materi yang sedang dipelajari). Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang disiapkan bagi guru di KKG dan MGMP belum ada tentang jurnal belajar. Pada hal jurnal belajar sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebiasaan peserta didik dalam menulis. Selain itu, jurnal belajar bermanfaat untuk merefleksikan hasil belajar, menyusun suatu alur pikir secara tertulis, yang bagi guru dapat menjadi acuan dalam menilai berhasil tidaknya peserta didik mempelajari materi yang disampaikan.
Jurnal belajar diprediksi memberikan kontribusi positif dalam pengembangan disiplin akademik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pentingnya jurnal belajar sudah disadari oleh perguruan tinggi. Hanya saja, masalah-masalah klasik yang dihadapi seperti pendanaan, pengelolaan (manajemen penerbitan) serta sustainibilitasnya. Pengelolaan atau penggunaan jurnal belajar peserta didik pada pendidikan dasar menghadapi problematika tersendiri. Akan tetapi, jika diberdayakan dan dimanfaatkan dengan baik niscaya akan memberikan hasil yang luar biasa terutama dalam pembiasaan menulis secara efektif. Guru-guru di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama harus berpengalaman dalam menggunakan jurnal belajar sebagai sarana dalam membelajarkan peserta didik.
Jurnal belajar menjadi penting dalam sudut pandang seperti tersebut di atas, maka semboyan ilmuwan-ilmuwan Amerika “Publish or Perish” (menulis atau lenyab) diharapkan dapat dijadikan pemicu agar para pendidik di negeri tercinta ini memiliki kesadaran untuk menulis. Penggunaan jurnal belajar diharapkan tidak bisa lepas dari membangun budaya, kebiasaan-kebiasaan menulis untuk mengisi secara terus-menerus khazanah keilmuan dalam bidang pembelajaran. Ironisnya kebiasaan membaca untuk memperkaya khazanah keilmuan pembelajaran (pendidikan) masih rendah di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan kita. Tidak jarang guru di sekolah kita yang hanya mengajar dari ilmu yang didapat semasa kuliah (yang biasanya sudah kadaluarsa). Jika ditanya, mengapa tidak membaca sumber-sumber yang lebih up to date (terkini, mutakhir), guru tersebut menjawab tidak ada dana untuk membeli buku sumber atau bahasa Inggris tidak dikuasai atau berbagai alasan lain. Pada hal guru sebagai agen pembaharuan, dituntut untuk membaca artikel-artikel keilmuan bermutu , terampil mengakses sumber informasi lewat internet secara berkesinambungan serta mengkaji atau mengujinya untuk menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah. Lewat artikel-artikel pada Jurnal belajar yang akan diterbitkan ini sebagian permasalahan yang dihadapi guru tersebut dapat diatasi.
Bagi pendidik dan tenaga kependidikan, yang telah memiliki kecintaan dan kebiasaan menulis atau membaca, mereka tidak mungkin akan terus menerus dapat menulis tanpa membaca dan tanpa didukung dengan sarana-prasarana atau wadah yang tepat. Paling tidak, kepala sekolah dan pengawas sekolah menghargai karya tulis ilmiah, artikel atau buku yang mereka dihasilkan. Kebiasaan membaca, kecintaan menulis artikel adalah bagian dari pengembangan profesionalitas dan pengembangan intelektualitas yang sangat perlu ditumbuhkan dalam diri pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah kita. Membaca dan menulis bagi pendidik dan tenaga kependidikan dapat diilustrasikan sebagai aktivitas harian seperti halnya bernafas.
Jurnal belajar adalah wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat membacanya sebagai bahan masukan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam bidang yang dipelajarinya. Peserta didik mengisinya dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap temuan dalam pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik yang mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi kesempatan diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru apa yang dituliskan peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang kelihatannya kurang bermakna bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan akademis semata akan tetapi diharapkan melalui kebiasaan menuliskan pengalaman belajar, peserta didik tersebut terbiasa mengekspresikan perasaan, pemikiran ataupun harapannya tentang pembelajaran yang diberikan guru. Jadi lebih dekat sebagai alat untuk komunikasi dan diseminasi informasi, temuan, pemikiran, hasil pengamatan tentang pembelajaran. Setiap peserta didik dapat mengisi jurnal belajar, meskipun belum mampu menulis dengan kriteria ilmiah. Isi dari Jurnal belajar tidak harus dalam bentuk artikel hasil penelitian, hasil telaahan yang memenuhi kriteria ilmiah. Akan tetapi dapat berupa kalimat-kalimat sederhana, entah itu penyelesaian soal mata pelajaran tertentu atau bahkan hanya ungkapan bahwa peserta didik itu senang belajar hari itu karena guru memberi kesempatan ke luar kelas untuk mengamati tanaman di sekitar sekolah pada pelajaran IPA.
Untuk menggunakan Jurnal Belajar dibutuhkan keberanian. Untuk memulai dan mendorong guru diperlukan inisiatif kepala sekolah atau dan pengawas sekolah. Kebersamaan di antara pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi anggota kelompok kerja masing-masing merupakan modal utama dan kunci untuk menerbitkan jurnal belajar. Pendekatan-pendekatan personal kepada anggota kelompok kerja diperkirakan akan mampu membangkitkan semangat untuk menerbitkan jurnal belajar. Kebersamaan dalam memecahkan masalah, diskusi dari hati ke hati, mengajak anggota kelompok kerja untuk merancang, membuat nama jurnal dan memilih pengelola dan menulis isi jurnal.
Kebiasaan menulis artikel di media masa atau menulis di jurnal ilmiah, menyusun karya tulis ilmiah oleh guru dan lain sebagainya dapat ditumbuhkembangkan melalui pembiasan peserta didik untuk mengisi jurnal belajar. Diperkirakan jurnal tersebut memberi sumbangan yang besar dan positif untuk membangun tradisi berpikir ilmiah dan menuliskannya dalam bentuk artikel di jurnal. Kehadiran jurnal belajar di pendidikan dasar diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan disiplin akademik para peserta didiknya. Oleh sebab itu pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan kelompok kerja KKG, MGMP, KKKS dan MKKS seyogianya mempelajari manfaat jurnal belajar dan memanfaatkan seoptimal mungkin. Kebiasaan menulis junal belajar sangat bermanfaat bagi peserta didik kelak di perguruan tinggi dalam menulis pada jurnal ilmiah sebagai wadah komunikasi hasil penelitian dan telaah ilmiah.
Jurnal belajar diharapkan menjadi wadah dalam pengembangan kualitas pendidikan, khususnya di bidang pembelajaran. Pendidik dan tenaga kependididkan diharapkan berpartisipasi untuk mengisi dan memperbarui materi keilmuan yang diajarkan dan cara-cara mengajarkannya. Bahkan guru pemula dapat menjadikan jurnal tersebut sebagai rujukan pemutakhiran metode pembelajaran dan materi yang diajarkan. Peserta didik yang berada di kota besar, sekarang ini sudah dengan mudah dapat mengakses pengetahuan melalui internet, yang kemungkinan membuat pendidik dan tenaga kependidikan semakin tertinggal, apabila gurunya hanya mengandalkan sumber belajar yang konvensional. Selain itu, meningkatkan minat baca dan menulis bukan hanya kewajiban bagi peserta didik, akan tetapi merupakan kewajiban bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Proses pembelajaran di sekolah tidak akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kalau guru-gurunya tidak terbiasa membaca. Pendidik dan tenaga kependidikan tidak mungkin dapat menulis karya tulis ilmiah atau artikel populer yang baik tanpa banyak membaca. Menulis dan membaca adalah pintu gerbang utama mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tawaran menulis jurnal belajar sering menjadi beban bagi sebagian besar peserta didik. Belum dapat dijelaskan apakah hal ini terjadi karena banyaknya tenaga pengajar yang kurang mampu memotivasi peserta didik dan kurang memahami makna jurnal belajar atau kemungkinan sang guru sendiri belum pernah mengisi jurnal belajar. Meskipun gurunya sudah berkualifikasi S1 bahkan yang sudah S2 tidak ada jaminan bahwa mereka sudah terbiasa memanfaatkan jurnal belajar, tetapi kalau hal tersebut merupakan alasan, pada hal seharusnya pendidik membiasakan diri untuk memanfaatkan jurnal belajar. Pada umumnya guru masih belum tahu makna jurnal belajar dan tidak terbiasa memanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang efektif. Sebagian guru mengalami kesulitan membuat karya tulis ilmiah diperkirakan karena sejak dulu belum pernah mengisi jurnal belajar.
Jurnal belajar, sebagai istilah yang diterjemahkan dari learning journal yakni merupakan dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang. Biasanya ditulis oleh pembelajar, sebagai rekaman terhadap perkembangan materi yang sedang dipelajari. Sebenarnya, bisa saja terdapat beberapa jurnal sesuai dengan mata pelajaran yang diikuti atau bahkan ada jurnal yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari. Sekarang ini yang banyak berkembang adalah jurnal belajar secara online, di mana peserta dididk dapat melakukan dialog (seperti dalam bentuk forum), bahkan peserta dididik dari sekolah lain pun boleh ikut bergabung.
Jurnal belajar bukan:
§ Ringkasan materi pembelajaran, tetapi lebih fokus pada refleksi peserta didik terhadap apa yang telah dibaca atau yang sedang dipelajari
§ Katalog belajar, karena dalam katalog belajar biasanya ditulis waktu dan tanggal mengajar atau dipelajari. Suatu katalog merupakan rekaman peristiwa, akan tetapi jurnal belajar merupakan rekaman refleksi dan hasil pengamatan dan pemikiran peserta didik.
Apa Keuntungan dari Jurnal belajar?
Siapa yang paling diuntungkan kalau Jurnal belajar diterbitkan? Tentu peserta didik. Kenyataan menunjukkan, bahwa jika peserta didik memelihara rekaman tentang apa yang diajarkan dan bagaimana materi itu diajarkan, ini merupakan penunjang untuk tetap mengingatnya di dalam kepala, ada pepatah orang tua yang mengatakan ”sebenarnya peserta didik belum tahu apa-apa sampai peserta didik tersebut dapat menuliskannya” dan beberapa hasil penelitian telah membukti bahwa ungkapan tersebut benar. Mengatakan apa yang telah diajarkan, peserta didik dapat menelusuri apa saja kemajuan yang telah didapatkan atau dilakukan. Ini juga berarti peserta didik mulai mencatat perbedaan di antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tentang mengajar.
Siapa Penulis Jurnal belajar?
Seratus tahun yang lalu, pendidikan jarak jauh belum ada dan buku teks masih sangat mahal harganya. Ketika itu, mahapeserta didik harus menuliskan apa yang telah dipelajari pada buku catatan. Isi catatan kuliah tersebut adalah ringkasan dari materi yang telah dipelajari. Yang menjadi fokus peserta adalah mereka harus menulis dan memutuskan sendiri apa yang akan ditulis. Pada saat ini tidak dibutuhkan catatan kuliah karena materi kuliah dapat diakses secara online, karena bahan kuliah, yang lebih lengkap dari catatan itu sudah ada di website. Harga buku teks pun sudah relatif murah dan karena kuliah dilaksanakan secara online berarti peserta didiknya harus mampu mengupload bahannya ke internet (web). Jadi dalam arti seperti pengganti catatan kuliah, peserta didik hendaknya menggunakan Jurnal belajar. Penekanannya memang berbeda tetapi tujuannya sama, yaitu membantu memaknai apa yang telah dipelajari peserta didik pada saat peserta didik mengajar.
Isi Jurnal belajar dapat meliputi:
§ Butir-butir yang ditemukan, khususnya materi yang menarik dari yang dibaca peserta didik dan tertarik untuk ditindaklanjuti lebih detail;
§ Pertanyaan yang muncul di benak peserta didik yang berkaitan dengan materi yang dibaca pada topik tertentu (bahan ajar);
§ Setelah pembelajaran di kelas berlangsung (segera setelahnya, jika memungkinkan) adalah merupakan waktu yang paling tepat untuk membuat catatan untuk me-reinforce (mendorong dengan sekuat tenaga) hasil belajar peserta didik dengan mencoba mengingat apa inti yang telah diajarkan. Berpikir apa yang menjadi poin utama yang baru bagi peserta didik dari materi yang diajarkan hari ini. Peserta didik diminta oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah untuk menuliskan hal tersebut tanpa melihat RPP, kemudian membandingkan dengan RPP, sekadar untuk menyakinkan apakah poin yang kita buat tersebut akurat;
§ Catatan tersebut dapat diambil dari materi lain yang dibaca, yang dikutip dari buku atau materi yang berkaitan, seperti artikel dalam surat kabar;
§ Catatan apa saja yang berkaitan dengan pokok bahasan, komentar peserta didik dalam bentuk satu atau dua kalimat terhadap pokok bahasan artikel yang ditemukan/dibaca yang berkaitan dengan materi pengajaran;
§ Refleksi peserta didik terhadap materi dan kaitannya dengan kebutuhan peserta didik tersebut pada saat mengajar;
§ Bagaimana guru mengajarkan materi tersebut dan dikaitkan dengan apa yang diajarkan dengan cara yang berbeda;
§ Pemikiran peserta didik yang belum sepenuhnya terwujud tetapi peserta didik harus merumuskan kembali. Ini bisa meliputi perasaan peserta didik tentang materi dan perkembangan dan teori yang dikembangkan dalam pikiran peserta didik tersebut.
Setiap guru diwajibkan mengirimkan bahan (naskah) untuk Jurnal belajar, hendaknya memikirkan kembali apa saja yang telah dilakukan pada saat mengajar, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Sumber belajar apa saja yang paling banyak diakses oleh guru? Mana yang yang paling sedikit diajarkan? Dan mengapa demikian? Apakah materi tersebut sudah diketahui peserta didik-peserta didik sebelumnya? Hal-hal seperti itulah yang hendaknya dituliskan oleh peserta didik walaupun hanya satu atau dua paragrap satu minggu, kemudian dikumpulkan dan dirangkum untuk dikirimkan atau dimuat di Jurnal belajar.
Bagaimana Bentuk Jurnal belajar?
Bagaimana bentuk Jurnal belajar? Kalau kepala sekolah atau pengawas sekolah bertanya kepada peserta didik, kemungkinan ada peserta didik yang menyarankan, sebaiknya diketik menggunakan komputer akan tetapi ada juga yang menyarankan ditulis tangan saja. Tentu saja tergantung kebutuhan dan fasilitas pendukung yang tersedia. Jurnal belajar dapat diterbitkan dalam beberapa bentuk alternatif pilihan:
§ Jurnal belajar bisa dalam ukuran yang kecil, sebesar block notes atau setengah ukuran kertas A4, atau sebesar kertas A4. Hal ini tergantung pada ketersediaan naskah. Kalau semua guru anggota KKG atau MGMP, begitu ada pemikiran tentang materi langsung ditulis dalam lembar kertas yang terpisah, kemudian kertas tersebut disusun dan diurutkan berdasarkan poin yang telah diajarkan, apa yang masih perlu diajarkan, pertanyaan peserta didik kepada pengajar dan lain sebagainya ditulis untuk dimuat di jurnal, maka tidak akan kekurangan naskah;
§ Kemudian berdasarkan catatan kecil tadi oleh guru tersebut diuraikan kedalam tulisan (diketik atau ditulis tangan) dan ini akan menjadi catatan penting bagi penulis sebagai buku referensi setelah pembelajaran itu selesai;
§ Jika lebih suka langsung menulis di laptop atau komputer, kemudian dicetak, setiap halaman dibundel/dijilid, sebagai rekaman permanen perkembangan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik;
§ Jika lebih suka membaca dari layar komputer, akan tetapi disarankan tetap membuat print outnya untuk menjaga pengelola jurnal mengalami kesulitan untuk membuka file yang dibuat oleh peserta didik pengirim naskah tersebut (terjadi gangguan sehingga tidak dapat dibaca).
Bentuk yang mana pun yang akan dipilih, yang penting bahwa hasil tulisan peserta didik tersebut setiap bulan harus dikirim lewat email ke redaksi Jurnal belajar (diharapkan).
Pemikiran Pribadi
Peserta didik bisa memasukkan hasil pemikiran pribadi ke dalam Jurnal belajar, meskipun hal itu tidak ingin kepala sekolah melihatnya, akan tetapi hal tersebut dinilai perlu untuk diketahui orang lain (di kemudian hari) atau bisa juga tidak dikirim ke redaksi jurnal, akan tetapi disimpan atau didokumentasikan sendiri.
Apakah ada Waktu untuk Menulis?
Waktu yang diperlukan untuk menulis naskah untuk Jurnal belajar tersebut, jika dilakukan oleh peserta didik atau kepala sekolah dan pengawas sekolah secara rutin, mungkin hanya satu jam per minggu. Pada awalnya mungkin bisa lebih dari satu jam (karena belum terbiasa), tetapi lama-kelamaan, asalkan dilakukan secara rutin setiap orang hanya menghabiskan waktu 1 jam per minggu untuk menulis materi yang akan dikirim ke Jurnal belajar. Jika setiap minggu menghasilkan satu halaman, maka satu bulan telah ada empat halaman yang menjadi materi Jurnal belajar.
Format 1:
Komponen Jurnal Belajar
No. | Komponen | Aspek | Indikator |
1 | Isi | ||
2 | Tujuan | ||
3 | Bentuk/Ukuran | ||
4 | Pemanfaatan | ||
5 | Pengelolaan | ||
6 | Sustainibilitas | ||
Berikut ini adalah contoh format jurnal belajar bagi peserta didik, guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Form 2. Contoh jurnal belajar peserta didik
Form 3. Contoh jurnal belajar guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
Komponen | Keterangan/ Diskripsi |
Pengalaman belajar | |
SK-KD-Indikator-Materi yang telah dipahami | |
SK-KD-Indikator-Materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya | |
Usaha/cara untuk mengatasinya | |
Upaya pengayaan |
No | Pertemuan Program BERMUTU | Keterangan/Diskripsi |
Training Need Analysis | ||
1 | Pengalaman berharga/best practices | |
Rencana diseminasi | ||
Permasalahan | ||
Solusi permasalahan | ||
2 | Pengalaman berharga/best practices | |
Rencana diseminasi | ||
Permasalahan | ||
Solusi permasalahan | ||
3 | Pengalaman berharga/best practices | |
Rencana diseminasi | ||
Permasalahan | ||
Solusi permasalahan | ||
Dan seterusnya sampai dengan pertemuan ke 16 | ||
16 |
C. Evaluasi
Minta sejawat atau ahli lain untuk memeriksa format jurnal belajar peserta didik dan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah yang anda buat, dan mintalan kepada evaluator untuk memberi masukan yang membangun sehingga format jurnal belajar yang dibuat bersifat fungsional, bermakna dan mudah untuk diimplementasikan.
Lampiran 2: Penulisan Jurnal Belajar
PENULISAN JURNAL BELAJAR
A. Pengantar
Dalam bacaan ini diuraikan tentang penulisan jurnal belajar, baik itu jurnal belajar peserta didik maupun untuk guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Penulisan jurnal belajar peserta didik dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan dan pembiasaan mengekspresikan hasil refleksi peserta didik terhadap pembelajaran. Komentar peserta didik tentang isi, metode, sikap guru, pemahaman terhadap materi maupun bagian yang tidak dimengerti. Selain itu, peserta didik dapat menuliskan ketertarikan, hasil belajar dari sumber lain, hasil penelitian atau “eksperimen” yang dilakukan baik individu maupun kelompok. Membantu peserta didik terbiasa menulis di jurnal belajar, terbiasa memanfaatkan jurnal belajar sebagai media komunikasi untuk guru maupun rekan-rekannya. Jurnal belajar yang ditulis oleh peserta didik dapat berdasarkan pengalaman belajar, hasil kajian atau penelitian atau data yang diperoleh peserta didik tersebut baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Agar guru terampil dalam membimbing peserta didik mengisi jurnal belajar, guru tersebut sebaiknya memahami makna dan tujuan penulisan jurnal belajar. Setelah terbiasa mengisi jurnal belajar peserta didik akan memiliki keterampilan dalam menuliskan gagasan atau pemikirannya sehingga dapat mengembangkan komunikasi akademis di anatar peserta didik dengan guru atau pihak yang lain yang berkepentingan dengan pembelajaran di sekolah. Mengisi jurnal belajar peserta didik diperlukan kesabaran dan diperlukan latihan, latihan dan latihan. Ala bisa karena biasa.
Penulisan jurnal belajar merupakan pendukung kegiatan pembelajaran. Bagi guru jurnal belajar peserta didik menjadi masukan berharga. Guru dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilaksanakan menarik, materi dikuasai peserta didik dan apakah ada peserta didik yang menulis tentang materi yang dipelajari dari sumber lain dan lain sebagainya. Sementara itu bagi peserta didik manfaatnya antara lain; tempat bertanya kepada gurunya, tempat menunjukkan bahwa peserta didik tersebut mengetahui lebih dalam dari yang diajarkan oleh guru atau mungkin ada juga peserta didik yang tidak senang dengan metode yang digunakan gurunya, dan lain sebagainya. Peserta didik sebagai calon anggota masyarakat ilmiah perlu dibimbing dan dibiasakan mengekspresikan hasil refelsksinya terhadap pembelajaran, oleh sebab itu guru wajib membina peserta didik
tersebut.
Tabel . Beberapa komponen yang umumnya terdapat dalam jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
JURNAL BELAJAR PESERTA DIDIK |
ü Pengalaman belajar |
ü SK-KD-Indikator-Materi yang telah dipahami |
ü SK-KD-Indikator-Materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya |
ü Solusi untuk mengatasi permasalahan |
ü Upaya pengayaan |
Tabel 1 . Contoh jurnal guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah
No | Pertemuan Program BERMUTU | Keterangan/Diskripsi |
1 | Pengalaman berharga/best practices | |
Rencana diseminasi | ||
Permasalahan | ||
Solusi permasalahan | ||
2 | Pengalaman berharga/best practices | |
Rencana diseminasi | ||
Permasalahan | ||
Solusi permasalahan | ||
Dan seterusnya sampai dengan ke-16 |
B. Kompetensi dan Indikator
Kompetensi dan indikator keberhasilan pembelajaran dari topik ini adalah peserta didik, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah serta guru/kepala sekolah/pengawas pemandu dapat memahami penyusunan, penulisan, evaluasi dan tindak lanjut jurnal belajar apabila disediakan dokumen kurikulum, SK-KD mata pelajaran serta BBM kompetensi pedagogik dan profesional yang akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu peserta didik, guru dan mutu pendidikan.
Tabel . Kompetensi dan indikator keberhasilan
No | Kompetensi | Indikator |
1 | Penyusunan jurnal belajar | Jurnal belajar peserta didik |
Jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
2 | Pengisian jurnal belajar | Pengisian jurnal belajar peserta didik |
Pengisian jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengeas sekolah | ||
3 | Evaluasi dan Program Tindak lanjur hasil pengisian jurnal belajar | Evaluasi dan program tindak lanjut bagi peserta didik |
Evaluasi dan program tindak lanjut bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
4 | Penyusunan KTI berupa jurnal | jurnal peserta didik |
jurnal guru, kepala sekolah , pengawas sekolah. | ||
5 | Tugas tersruktur dan mandiri |
C. Keterangan:
Kompetensi yang dipelajari |
Jurnal belajar pada umumnya disusun berdasarkan pengalaman nyata pada saat mengikuti pembelajaran di sekolah. Jurnal belajar dapat dibuat dalam bentuk buku harian akan tetapi dapat berupa buku mingguan. Misalnya setiap pembelajaran IPA, gurunya menyediakan waktu bagi peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajari hari itu kemudian menuliskannya dalam jurnal belajar. Jurnal belajar dapat dikaitkan dengan pengembangan atau pengayaan hasil belajar peserta didik. Guru dituntut untuk melakukan pembimbingan atau memfasilitasi peserta didik untuk bebas mengisi jurnal belajar sebagai bagian dari pendidikan demokrasi di Indonesia. Selain melaksanakan pembingan pendidikan demokrasi, pembiasaan menulis tetapi guru tersebut memperbaiki kualitas pembelajarannya berdasarkan masukan dari jurnal belajar.
Jurnal belajar tidak sama dengan karya tulis ilmiah yang disusun mengikuti kriteria atau persyaratan tata tulis dan bahasa yang digunakan. Jurnal belajar pada umumnya ditulis sebagai apresiasi terhadap pembelajaran. Komentar peserta didik terhadap pembelajaran. Komentar tersebut bisa jadi karena tertarik, ada masalah karena kurang mengerti sampai dengan adanya temuan baru dari peserta didik itu sendiri, yang mungkin berbeda dengan yang diajarkan gurunya. Jurnal belajar tidak sama dengan buku harian, yang boleh diisi “suka-suka” oleh pemiliknya. Namun ada kemiripan dengan diary atau buku harian tersebut, jurnal belajar diisi peserta didik pada waktu yang disediakan oleh guru dan hanya berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, tidak diisi dengan masalah kucingnya yang sedang melakhirkan di bawah tempat tidur.
Jurnal belajar ditulis langsung tanpa diarahkan oleh guru dan tidak ada tema, topik, judul dan rumusan masalah. Kriteria yang diberikan oleh guru misalnya hanya berkaitan dengan pembelajaran minggu ini atau hari ini atau mata pelajaran tertentu.
Tujuan menulis jurnal belajar adalah untuk mengkomunikasikan: pengalaman belajar, materi yang telah dipahami, materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasannya, usaha atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi sampai dengan hasil /upaya pengayaan yang dilakukan oleh peserta didik tersebut terhadap materi pembelajaran. Jurnal belajar di tingkat yang lebih tinggi, SMP ke atas, jurnal belajar ada kemungkinan diisi dengan gagasan, pemikiran atau hasil kajian teoritis oleh peserta didik baik individu maupun kelompok. Satu hal yang penting diperhatikan oleh guru ketika peserta didik menulis jurnal adalah jangan sampai ada peserta didik mencontoh yang ditulis oleh temannya, yang dilakukan hanya karena memenuhi permintaan guru, tanpa tahu maknanya untuk apa.
Sebelum membaca jurnal belajar, gurunya harus yakin bahwa jurnal belajar diisi sendiri oleh peserta didik. Ditulis individual, bukan berkelompok. Isi jurnal belajar dapat juga berupa gagasan, cara pandang (baru) terhadap persoalan yang dibahas pada pembelajaran, misalnya model, yaitu cara melakukan sesuatu, model mengajarkan anatomi tubuh manusia kepada peserta didik SD, yang diketahui peserta didik tersebut dari orangtuanya yang dokter. Tetapi jika tidak ada gagasan (baru) yang hendak disampaikan tidak berarti peserta didik tersebut tidak perlu menulis jurnal belajar. Sebaiknya tetap menulis, tetapi menulis jurnal belajar bukan sebagai kerja paksa atau beban tambahan yang sangat berat. Peserta didik yang produktif menulis dalam jurnal belajar diharapkan akan terbiasa berkomunikasi dalam bidang akademis dengan tulisan, yang sangat bermanfaat dalam melatih pola pikir yang bersangkutan. Selain itu penulisan jurnal belajar melatih peserta didik untuk lebih produktif, kreatif dan terampil menyampaikannya secara tertulis. Sasaran yang dituju adalah guru maupun rekan-rekanya sebagai pembaca atau pengguna jurnal tersebut.
Peserta didik yang mempunyai gagasan baru dalam materi yang diajarkan apabila gagasan tersebut disampaikan kepada guru, diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran berikutnya. Penerapan cara mengajarkan yang disampaikan peserta didik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru adalah pemakai atau pengguna masukan tersebut. Misalnya, peserta didik senang sekali karena gurunya mengajar sudah menggunakan komputer atau ada peserta didik yang begitu bangga karena gurunya memberi kesempatan maju di depan kelas mendemonstrasikan hasil karyanya.
Sebelum menulis atau mengisi jurnal belajar, guru perlu menjelaskan maksud dan tujuan penulisan jurnal tersebut. Peserta didik dibiasakan untuk mengorganisasiikan ide-ide pokok atau bagian-bagian gagasan yang hendak dituliskan. Guru tidak perlu melihat atau mengawasi peserta didik pada saat menulis jurnal jika hal itu diperkirakan akan mengganggu ketenangan peserta didik. Ketika ada peserta didik yang mempertanyakan tema, topik, atau masalah, sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memutuskan sendiri apa yang hendak dituliskan dalam jurnal. Ada kemungkinan peserta didik tertarik untuk menuliskan kesannya tentang metode, cara, pendekatan dilakukan guru pada saat mengajar, yang dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang menakutkan dan itu baru disadari oleh guru yang bersangkutan setelah membaca jurnal belajar peserta didik. Misalnya, sebagian besar peserta didik merasa nilai yang diberikan oleh gurunya tidak objektif, karena temannya yang menyontek tetapi mendapat nilai tinggi, sementara peserta didik yang jujur malah diperlakukan seperti orang “pesakitan”.
Tabel . Contoh pengisian jurnal belajar peserta didik
· | |
· | |
| |
- |
Tabel 2 . Beberapa komponen yang umumnya terdapat dalam jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Nama guru/kepala sekolah/pengawas sekolah:
NUPTK
Kelompok Kerja
Kabupaten/kota
Provinsi:
Tabel 3 . Contoh jurnal belajar guru dalam program BERMUTU
No | Pertemuan Program BERMUTU | Keterangan/Diskripsi |
Training Need Analysis | ||
Pengalaman berharga/best practices | TNA merupakan pengetahuan dan keterampilan baru bagi saya. Dengan TNA, saya menjadi tahu kompetensi mana yang sudah saya kuasai dan kompetensi mana yang belum dikuasai. Dengan TNA, saya menjadi tahu kebutuhan Diklat bagi saya pribad dan kelompok kerja , sehingga semua kompetensi yang harus dikuasai dapat dicapai dengan program Diklat yang sesuai dengan kebutuhan. | |
Rencana diseminasi | Hasil TNA akan didesiminasikan dengan cara dijadikan program kelompok kerja. TNA akan saya terapkan di sekolah dengan emngajak teman-teman lain yang mengajar mapel yang sama. | |
Permasalahan | Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan TNA dan menganalisisnya membutuhkan waktu yang relatif lama. | |
Solusi permasalahan | Akan dicari waktu luang di luar jam mengajar untuk melaksanakan kegiatan TNA di sekolah. | |
D. Latihan
Minta sejawat atau ahli lain untuk memeriksa juranl peserta didik, dan jurnal program BERMUTU yang anda buat!
Lampiran 3: Evaluasi dan Tindak Lanjut Jurnal Belajar
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT JURNAL BELAJAR
A. Pengantar
Dalam bacaan ini diuraikan tentang evaluasi dan program tindak lanjut hasil pengisian jurnal belajar peserta didik, guru, kepala sekolah,pengawas sekolah. Jika jurnal belajar peserta didik dikumpulkan maka kegiatan selanjutnya adalah membuat analisis dan diakhiri dengan membuat program tindak lanjut. Demikian pula hal nya dengan jurnal belajar guru/kepala sekolah/pengawas sekolah yang sudah terkumpul, harus diupayakan untuk dianalisis sehingga dapat dikembangkan program tindak lanjutnya.
B. Kompetensi dan Indikator
Kompetensi dan indikator keberhasilan pembelajaran dari topik ini adalah peserta didik, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah serta guru/kepala sekolah/pengawas pemandu dapat memahami penyusunan, penulisan, evaluasi dan tindak lanjut jurnal belajar apabila disediakan dokumen kurikulum, SK-KD mata pelajaran serta BBM kompetensi pedagogik dan profesional yang akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu peserta didik, guru dan mutu pendidikan.
Tabel . Kompetensi dan indicator dalam jurnal belajar.
No | Kompetensi | Indikator |
1 | Penyusunan jurnal belajar | Jurnal belajar peserta didik |
Jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
2 | Pengisian jurnal belajar | Pengisian jurnal belajar peserta didik |
Pengisian jurnal belajar guru, kepala sekolah dan pengeas sekolah | ||
3 | Evaluasi dan Program Tindak lanjur hasil pengisian jurnal belajar | Evaluasi dan program tindak lanjut bagi peserta didik |
Evaluasi dan program tindak lanjut bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah | ||
4 | Penyusunan KTI berupa jurnal | jurnal peserta didik |
jurnal guru, kepala sekolah , pengawas sekolah. | ||
5 | Tugas tersruktur dan mandiri |
E. Keterangan:
Kompetensi yang dipelajari |
Untuk melakukan evaluasi hasil jurnal belajar, lakukan kegiatan berikut.
1. Kumpulkan semua hasil jurnal belajar siswa/ guru/ kepala sekolah/ kepala sekolah/pengawas sekolah.
2. Lakukan identifikasi pengalaman berhasil/best practices dari jurnal belajar siswa/guru/kepala sekolah/ pengfawas sekolah.
3. Kumpulkan semua pengalaman berhasil/ best practices dari jurnal belajar siswa/guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah
4. Buatlah analisis terhadap masing-masing pengalaman berhasil (best practices) siswa/guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah dengan cara membuat penilaian yang objective
5. Pilihlan 3 (tiga) pengalaman berhasil (best practices) yang paling memungkinkan untuk diterapkan/ didesiminasikan oleh siswa/guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah pada PBM atau Diklat yang akan datang.
6. Lakukan pengamatan ,apakah 3 pengalaman berhasil tersebut di atas dapat dengan mudah diterapkan pada siswa anda/ kelas anda/ sekolah anda/kabupaten-kota anda.
7. Buatlah laporan hasil praktek pengembangan jurnal belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Grennan, K. F. "The Journal in the Classroom." EQUITY AND EXCELLENCE 24, no. 3 (Fall 1989): 38-40. (EJ 412 581)
Holt, S. "Reflective Journal Writing and Its Effects on Teaching Adults." In THE YEAR IN REVIEW, VOL. 3. Dayton: Virginia Adult Educators Research Network, 1994. (ED 375 302)
McAlpine, L. "Learning to Reflect." ADULT LEARNING 3, no. 4 (January 1992): 15, 23-24. (EJ 437 121)
Miller, C. et al. LEARNING STYLES AND FACILITATING REFLECTION. London: English National Board for Nursing, Midwifery and Health Visiting, 1994. (ED 390 991)
Paterson, B. L. "Developing and Maintaining Reflection in Clinical Journals." NURSE EDUCATION TODAY 15, no. 3 (June 1995): 211-220. (EJ 507 736)
Perham, A. J. "Collaborative Journals." Presented at the National Council of Teachers of English conference, 1992. (ED 355 555)
www.maslibraries.org/infolit/samplers/spring/doub.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri komentar dengan santun dalam penyampaian sopan dalam bahasa motto kami dari anda, terimakasih atas komentar dan kunjungannya